Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menentukan Nilai Variabel Static Final Java dan Fungsinya

Pada artikel ini akan dijelaskan tentang cara menentukan nilai variabel static final Java beserta contoh dan penjelasan fungsi-fungsinya.


Sebelum lebih lanjut mempelajari materi tentang Cara Menentukan Nilai Variabel Static Final Java dan Fungsinya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Overloading dan Overriding Static Java dan Fungsinya, Shadowing Fungsi Static Java dan Fungsinya, dan Static Method dan Instance Method Java dan Fungsinya.

Dalam pemrograman Java, variabel static final adalah variabel yang nilainya tetap dan tidak dapat diubah setelah diberikan nilai awal. Variabel static final sering digunakan untuk mendefinisikan konstanta di dalam program Java. Dalam artikel ini, akan dijelajahi cara menentukan nilai variabel static final dalam Java beserta fungsinya.

Variabel final non static dapat diberi nilai baik dalam constructor ataupun juga melalui deklarasi. Namun, variabel final static tidak dapat diberi nilai dalam constructor, variabel harus diberi nilai dengan deklarasinya sendiri dalam bahasa pemrograman Java. Contoh, perhatikan program berikut ini.

class Test { 
/* i dapat menetapkan sebuah nilai disini, dalam constructor, atau dalam block-nya sendiri */ 
final int i; 
Test() i = 10; 
/* komponen lain di dalam class */ 


Jika i sebagai final static maka harus menetapkan nilai menuju i dengan deklarasi.

class Test { 
/* Ketika i adalah static final, maka harus ditetapkan nilainya disini atau di dalam block static */
static final int i; 
static i = 10; 
/* komponen lain dalam class */ 


Behavior secara jelas adalah static variabel yang dibagikan diantara semua object di dalam class, menciptakan object baru dapat mengubah variabel static yang sama yang tidak diperbolehkan jika variabel static adalah final.

Cara Menentukan Nilai Variabel Static Final dalam Java: Variabel static final dideklarasikan dengan kata kunci static final. Nilai variabel static final dapat ditentukan pada saat deklarasi atau melalui konstruktor atau blok inisialisasi.

Contoh:

public class Constants 

{

public static final 

int MAX_COUNT = 100;


public static final 

String APP_NAME;


static {

APP_NAME = "MyApp";}


public static void

main(String[] args) {


System.out.println(

"Max count: " 

+ Constants.MAX_COUNT);


System.out.println(

"App name: " 

+ Constants.APP_NAME);

}


}


Baca Juga:

Fungsi Variabel Static Final dalam Java:
  • Mendefinisikan Konstanta: Variabel static final digunakan untuk mendefinisikan konstanta di dalam program Java. Nilai konstanta ini tetap tidak berubah selama siklus hidup program.
  • Mencegah Perubahan Nilai: Setelah nilai variabel static final ditetapkan, tidak mungkin untuk mengubah nilainya. Hal ini membantu mencegah perubahan tidak disengaja atau tidak sah dalam nilai konstanta.
  • Kejelasan dan Keterbacaan Kode: Penggunaan variabel static final membantu meningkatkan kejelasan dan keterbacaan kode dengan menandai nilai-nilai yang tetap dan konstan di dalam program. Hal ini membuat kode menjadi lebih mudah dipahami oleh pengembang lain yang membacanya.
  • Penggunaan Universal: Konstanta yang didefinisikan menggunakan variabel static final dapat diakses dari mana saja dalam program Java, baik dari dalam kelas yang sama maupun dari kelas lain.
  • Optimasi Kinerja: Kompiler Java dapat melakukan optimasi pada kode yang menggunakan variabel static final dengan menggantikan penggunaan konstanta langsung dengan nilai konstan saat kompilasi. Hal ini dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi program.

Perhatian:
  • Variabel static final biasanya di-deklarasikan dengan huruf besar dan kata yang dipisahkan dengan garis bawah (underscore), seperti MAX_COUNT atau APP_NAME, untuk membedakannya dari variabel biasa.
  • Nilai variabel static final harus ditentukan saat deklarasi, melalui konstruktor, atau melalui blok inisialisasi. Jika tidak, akan terjadi kesalahan kompilasi.

Kekurangan Variabel Static Final dalam Java:
  • Keterbatasan Penyesuaian Nilai: Nilai dari variabel static final harus ditentukan pada saat deklarasi, melalui konstruktor, atau melalui blok inisialisasi. Keterbatasan ini dapat menjadi sulit jika nilai konstan harus dihitung secara dinamis atau diperoleh dari sumber eksternal.
  • Peningkatan Ukuran Kode: Penggunaan variabel static final dapat menyebabkan peningkatan ukuran kode jika konstanta digunakan secara luas dalam program. Hal ini karena setiap penggunaan konstanta dalam kode akan disalin dengan nilai konstan yang sesuai.
  • Ketergantungan pada Nilai Tetap: Variabel static final memperkenalkan ketergantungan pada nilai tetap di dalam kode. Jika nilai konstan berubah di masa depan, semua referensi ke variabel tersebut harus diperbarui secara manual, yang dapat menimbulkan risiko kesalahan dan kesalahan.
  • Pembatasan Inisialisasi Delayed: Nilai variabel static final harus diinisialisasi saat deklarasi atau melalui blok inisialisasi statik. Hal ini dapat menjadi pembatasan jika nilai konstan harus diinisialisasi pada titik waktu tertentu selama siklus hidup program.
  • Keterbatasan dalam Penggunaan Polimorfisme: Variabel static final tidak mendukung polimorfisme. Artinya, jika sebuah kelas memiliki variabel static final, nilai variabel tersebut akan sama di semua instance kelas dan tidak dapat diubah oleh subclass.
  • Peningkatan Kompleksitas Pemeliharaan: Penggunaan variabel static final secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kompleksitas pemeliharaan karena harus memahami bagaimana konstanta digunakan dan memastikan bahwa nilai-nilai tersebut sesuai dengan harapan.
  • Keterbatasan dalam Pembagian Nilai antara Thread: Variabel static final tidak secara otomatis aman untuk digunakan dalam lingkungan multithreading. Jika variabel tersebut dapat diubah oleh satu thread, perubahan tersebut akan terlihat oleh semua thread yang menggunakan variabel tersebut, tanpa sinkronisasi yang sesuai.
  • Pembatasan dalam Pengujian Unit: Variabel static final dapat menyulitkan pengujian unit karena nilai konstan tersebut didefinisikan secara global dan tidak dapat diubah saat pengujian. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menguji kasus uji yang bergantung pada nilai variabel konstan yang berbeda.
  • Ketergantungan pada Lingkungan Eksternal: Variabel static final yang nilainya ditetapkan secara eksternal, misalnya dari file konfigurasi atau sumber data eksternal lainnya, dapat menyebabkan ketergantungan yang tidak diinginkan pada lingkungan eksternal. Perubahan dalam nilai eksternal dapat memengaruhi perilaku program secara tak terduga.
  • Kesulitan dalam Penggunaan dalam Pembuatan JAR yang Bersih: Variabel static final dapat menyebabkan kesulitan saat membangun JAR yang bersih karena nilai konstan tersebut disalin ke dalam file bytekode. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ukuran JAR dan mempersulit analisis JAR yang dihasilkan.
  • Keterbatasan dalam Desain Fleksibel: Penggunaan variabel static final dapat membatasi fleksibilitas dalam desain kode karena nilai konstan tersebut ditetapkan pada saat kompilasi. Hal ini membuat sulit untuk menyesuaikan nilai konstan secara dinamis berdasarkan kebutuhan aplikasi.
  • Kesulitan dalam Mengganti Nilai Konstan di Seluruh Program: Jika nilai variabel static final perlu diubah di seluruh program, misalnya karena perubahan persyaratan bisnis, penggantian nilai tersebut dapat menjadi tugas yang rumit dan memakan waktu, terutama dalam proyek-proyek yang besar dan kompleks.

Meskipun demikian, dengan mempertimbangkan kekurangan-kekurangan tersebut, penggunaan variabel static final masih merupakan praktek yang umum dan efektif dalam banyak kasus untuk mendefinisikan konstanta dalam program Java. Dengan pemahaman yang baik tentang kelebihan dan kekurangan variabel static final, pengembang dapat menggunakan variabel ini secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

Dengan memahami cara menentukan nilai variabel static final dalam Java dan fungsinya, pengembang dapat menggunakan konstanta dengan lebih efektif dalam pengembangan aplikasi Java. Penggunaan variabel static final membantu menjaga integritas dan konsistensi kode serta memfasilitasi pemeliharaan dan pengembangan yang lebih mudah di masa mendatang.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Safhira Kumala Dewi, Shinta Hidhayatuzzaroh Munawaroh, Tania Rosa Ristanti, Tasya Mayta Salsabella, dan Udhkhiyyatun Nisa.

5 komentar untuk "Cara Menentukan Nilai Variabel Static Final Java dan Fungsinya"

  1. Dapatkah memberikan sebuah nilai terhadap variabel static final pada Java?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika ingin membuat variabel i ke dalam bentuk static final maka user harus memberikan nilai ke variabel i melalui suatu bentuk deklarasi. Perilaku tersebut dilakukan karena variabel static dibagikan diantara semua object class. Dengan membuat object baru akan mengubah variabel static yang sama yang tidak diijinkan jika variabel static sudah dalam bentuk final.

      Hapus
  2. Variabel final tidak lain adalah bentuk dari constance pada Java. User tidak dapat mengubah nilai variabel final setelah dilakukan inisialisasi. User hanya dapat menetapkan ilai saat itu juga pada proses pendeklarasian atau user dapat menetapkan nilai dalam constructor tetapi hanya dapat dilakukan satu kali saja.

    BalasHapus
  3. Dapatkah dilakukan perubahan nilai variabel static pada Java?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Static method dapat dipanggil tanpa perlu membuat instance class pada Java. Method static dapat mengakses anggota data static dan dapat mengubah nilainya pada bahasa pemrograman Java.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -