Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komponen Kecerdasan Emosional dan Penjelasannya

Menurut Woodworth (1945), emosi adalah kondisi dimana pikiran dan tubuh dari seseorang yang sedang mengalami kegelisahan atau perasaan gembira. Emosi merupakan sesuatu yang 'bergerak' atau 'suatu keadaan' yang terdapat pada suatu organisme kehidupan. Dimana keadaan tersebut adalah suatu kondisi perasaan yang muncul dalam diri individu itu sendiri dan dapat mengganggu fungsi kerja dari kelenjar dan otot-otot yang ada pada suatu individu yang dapat dilihat atau diamati melalui pengamatan eksternal. Contoh dari emosi seperti takut, marah, jijik, kagum, cinta, geli (bukan gelayy -_-), dan lain sebagainya.

Sebelum mempelajari materi tentang Komponen Kecerdasan Emosional dan Penjelasannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Masa Pubertas dan Pencarian Identitas Diri, Definisi Kecerdasan dan Penjelasannya, dan Teori Kecerdasan Ganda dan Penjelasannya.

Kecerdasan Emosional

Istilah 'Kecerdasan Emosional' diperkenalkan pada tahun 1990 oleh dua orang profesor Amerika bernama Dr. John May dan Dr. Peter Salovey, dimana individu berpendapat bahwa kecerdasan emosional didefinisikan sebagai suatu kapasitas untuk bernalar dengan emosi dalam empat cakupan area, yaitu; area untuk merasakan emosi, area untuk mengintegrasikannya dengan pikiran, area untuk memahami suatu emosi, dan area untuk mengatur emosi tersebut. Kecerdasan emosional merupakan bentuk kapasitas atau kemampuan untuk merasakan, mengakses, dan mengatur emosi yang berada pada diri individu itu sendiri, individu orang lain, dan kumpulan individu dalam suatu grup.

Definisi Kecerdasan Emosional Menurut Beberapa Pakar

John Mayer dan Peeter Salovey, menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah bentuk kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk memantau perasaan sendiri dan perasaan orang lain, dan juga untuk membedakannya dan menggunakan informasi tersebut untuk memandu pemikiran dan tindakan yang dilakukan seseorang.

Danial Goleman (1998), menyatakan bahwa kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan untuk mengelola emosi dengan baik dalam hubungan yang dijalani.

Kecerdasan Emosional terdiri dari empat kemampuan, yaitu:

  1. Kemampuan untuk merasakan emosi secara akurat.
  2. Kemampuan untuk menggunakan emosi untuk memfasilitasi suatu pemikiran.
  3. Kemampuan untuk memahami makna emosinal.
  4. Kemampuan untuk mengelola emosi.

Manfaat Kecerdasan Emosional

  1. Memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kreatif.
  2. Dapat menggunakan emosi yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
  3. Tampak sebagai suatu perangkat kemampuan psikologis yang penting terkait dengan kesuksesan hidup seorang individu.
  4. Merupakan bentuk kemampuan empati dan keterampilan komunikasi serta keterampilan sosial dan kepemimpinan yang dapat memandu seorang individu dalam meraih kesuksesan dalam hubungan dan kehidupan pribadi.
  5. Kecerdasan emosional penting untuk hubungan interpersonal dan intrapersonal dilingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan tempat kerja.
  6. Merupakan sumber kritis utama dari proses mempelajari suatu informasi.
  7. Emosi merupakan bagian dari unit dasar informasi dan memori yang dimiliki manusia.
  8. Tidak terdapat pemisahan apapun antara kecerdasan dan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seorang individu.
  9. Kecerdasan emosional dapat membantu dalam fokus untuk menyelesaikan suatu tugas.

Empat Kompetensi Emosional menurut Goleman

  1. Kemampuan untuk mengidentifikasi nama dari keadaan emosional (Emosi - Pemikiran - Aksi).
  2. Kemampuan untuk mengatur keadaan emosional seseorang (Pengendalian dan Pergeseran).
  3. Kemampuan untuk memasuki keadaan emosional (mengarahkan pada suatu pencapaian).
  4. Kemampuan untuk membaca situasi, merasakan perasaan sensitif, dan memengaruhi emosi orang lain.
  5. Kemampuan untuk memasuki dan mempertahankan hubungan interperseonal yang memuaskan.

Baca Juga:

Komponen Kecerdasan Emosional


Goleman juga mengidentikasi bahwa terdapat empat dasar kompetensi emosi dan sosial dalam Kecerdasan Emosional, yaitu:
  • Self-awareness, merupakan suatu kompetensi untuk mengetahui keadaan internal, preferensi, sumber daya, dan institusi dari seseorang. Kompetensi ini memungkinkan untuk dapat mengetahui perasaan seseorang dalam suatu kondisi tertentu dan menggunakan preferensi tersebut untuk membimbing dalam proses pengambilan keputusan, juga untuk melakukan penilaian realistis dari kemampuan diri sendiri dan membangun rasa percara diri yang beralasan.
  • Self-regulation, merupakan suatu kompetensi untuk mengatur keadaan internal, impuls, dan sumberdaya dari seorang individu dan mengendalikannya, sehingga dapat memfasilitasi penyelesaian suatu permasalahan ketimbang menjadi penghalang dalam proses penyelesaiannya. Serta mampu untuk memulihkan diri dari kondisi kesusahan.
  • Self-motivation, merupakan suatu kompetensi yang mendorong kecenderungan emosi yang dapat digunakan untuk membimbing atau memfasilitasi untuk mencapai suatu tujuan. Dimana kompetensi ini menggunakan preferensi terdalam dari diri individu dan menggerakkannya untuk membimbingnya dalam meraih suatu tujuan, dan membantu untuk mengambil suatu inisiatif dan berusaha untuk meningkatkannya.
  • Empati, merupakan suatu kompetensi untuk sadar akan perasaan, kebutuhan dan kekhawatiran orang lain, mengenali dan memahami emosi orang lain, merasakan perasaan orang lain, dan mampu merasakan perasaan yang dirasakan dari sudut pandang orang lain tersebut.
  • Social Skills, merupakan suatu kompetensi untuk menginduksi tanggapan yang diinginkan pada orang lain, mengatur suatu hubungan, mengatur emosi dengan orang lain, menangani emosi dalam hubungan yang baik dan akurat dalam suatu kondisi atau situasi jaringan sosial tertentu, dan dapat berkoordinasi dalam suatu kerja tim.

Tingkat Kecerdasan Emosional Rendah

Kekurangan dalam kecerdasan emosional (EQ) dapat memberikan dampak negatif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seseorang. Berikut adalah beberapa bahaya atau risiko yang dapat timbul akibat kekurangan kecerdasan emosional:
  • Ketidakmampuan Mengelola Emosi Sendiri: Individu yang kurang memiliki kecerdasan emosional mungkin kesulitan mengenali dan mengelola emosinya sendiri. Hal ini dapat mengarah pada respons emosional yang tidak tepat dalam situasi tertentu, yang pada gilirannya dapat merugikan hubungan pribadi, pekerjaan, dan kesejahteraan mental.
  • Kesulitan Berkomunikasi Efektif: Kecerdasan emosional yang rendah dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan efektif. Individu mungkin kesulitan menyampaikan perasaan dan ide secara jelas, sehingga mempengaruhi hubungan interpersonal dan kolaborasi dalam lingkungan kerja.
  • Tingkat Stres yang Tinggi: Kurangnya kemampuan untuk mengelola stres dan tekanan emosional dapat meningkatkan tingkat stres secara keseluruhan. Individu dengan kekurangan kecerdasan emosional mungkin merasa terombang-ambing oleh perasaan negatif, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.
  • Kesulitan Membangun Hubungan Interpersonal yang Kuat: Empati dan keterampilan sosial yang rendah dapat menyulitkan individu untuk membangun hubungan interpersonal yang kuat dan sehat. Kurangnya pemahaman terhadap perasaan orang lain dan kesulitan membaca situasi sosial dapat menghambat proses membina koneksi yang bermakna.
  • Kurangnya Motivasi dan Ketekunan: Kecerdasan emosional yang rendah dapat menghambat motivasi diri dan ketekunan dalam mencapai tujuan. Individu mungkin tidak memiliki dorongan internal yang kuat, sehingga kurang mampu untuk mempertahankan semangat dan fokus dalam menghadapi tantangan.
  • Ketidakmampuan Menangani Konflik: Kurangnya keterampilan dalam menangani konflik dapat menjadi dampak dari kekurangan kecerdasan emosional. Individu mungkin cenderung menghindari konflik atau merespon secara impulsif, yang dapat merusak hubungan dan kolaborasi tim.
  • Kurangnya Kesejahteraan Mental dan Emosional: Secara keseluruhan, kekurangan kecerdasan emosional dapat memberikan risiko pada kesejahteraan mental dan emosional. Individu mungkin lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, depresi, dan stres berkepanjangan.

Konsep dari Usia Mental atau Mental Age

Mental age adalah suatu konsep yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan seseorang pada tahap usia tertentu. Konsep ini dapat diamati pada anak-anak tertentu, kondisi usia tertentu, yang biasanya dijabarkan dalam suatu rentang waktu tertentu. Usia fisik dari seorang anak dibandingkan terhadap performa kecerdasannya berdasarkan performa tes dan penilaian langsung dari seorang psikolog. Mental age memiliki hasil yang bervariasi tergantung pada jenis kecerdasan apa yang diukur dari seorang individu. Dimana proses pengukuran perkembangan mental didasarkan pada perkembangan usia dari seorang individu yang diamati, dimana pengamatan ini juga berkaitan dengan kondisi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh seorang individu.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Yulika Pramesti Ningrum, Yusuf Dimas Nur Fitrayanto, Abdan Ghifari Asqo', Activian Prameswari, dan Adinda Geulis Widyapuspa.

5 komentar untuk "Komponen Kecerdasan Emosional dan Penjelasannya"

  1. Kecerdasanku adalah habis makan langsung tidur.

    BalasHapus
  2. Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk merasakan, mengontrol, dan mengevaluasi emosi.

    BalasHapus
  3. Bagaimana cara untuk membantu seseorang dengan kecerdasan emosional yang rendah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Jadilah pendengar yang baik.
      2. Pilih logika daripada emosi.
      3. Jangan menerima hal yang disampaikannya secara pribadi.
      4. Jika suasana memanas, alihkan topik pembicaraan.
      5. Intinya, semua bermuara pada proses kolaborasi.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -