Asam Urat Beserta Penjelasan Medis dan Gejalanya
Artritis atau asam urat merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit pada sendi yang terjadi pada jutaan orang yang ada di Indonesia.
Namun, apakah penyakit sendi kaku dan berderit adalah sesuatu yang sudah pasti tidak dapat dihindari?
Apa yang membuat Asam urat banyak terjadi pada manusia utamanya pada orang-orang lanjut usia, dan mengapa belum bisa ditemukan obat yang dapat mengatasi kondisi tersebut?
Rintangan pertama yang harus dihadapi untuk dapat mengatasi penyakit ini adalah spektrum penyakit asam urat mencakup lebih dari 100 kondisi artritik yang berbeda-beda. Semua kondisi ini memiliki gejala rasa sakit dan peradangan yang terjadi pada daerah persendian manusia, namun memiliki sumber dan keparahan yang sangat bervariasi bergantung pada berbagai faktor yang mengikutinya. Bahkan tipe yang paling sering ditemui adalah tipe osteoartritis, yang lebih sulit dicegah daripada yang diperkirakan.
Asam urat terbatas pada usia tua merupakan sebuah miskonsepsi umum yang terjadi di masyarakat. Sumber dari osteoartritis sering berkaitan dengan pola hidup terdahulu yang sering dijalani oleh pasien, bahkan mulai dari cedera sendi yang hanya terlihat biasa. Dimana setelah benturan pada bagian tersebut, maka sel-sel imun kemudian masuk untuk membersihkan dan memperbaiki kerusakan dengan mengeluarkan enzim-enzim tertentu kebagian yang mengalami benturan, termasuk matriks metaloproteinase dan aggrecanase. Enzim-enzim ini membersihkan jaringan yang rusak dan dapat memicu peradangan.
Meskipun pembengkakan cepat ini dapat menjaga sendi dari cidera yang lebih parah selama proses pemulihan, namun jaringan-jaringan yang tidak mengalami penyembuhan secara benar dapat menyebabkan sel-sel imun tetap tinggal pada bagian yang cidera tersebut. Enzim-enzim yang secara terus menerus dilepaskan kemudian mulai menghancurkan bagian tulang rawan, melemahkan sendi dan kelak menyebabkan asam urat.
Namun, tidak semua bentuk asam urat selalu berhubungan dengan cedera olahraga. Contohnya rematik, yang menimpa sekitar 1,3 juta orang dewasa di Amerika. Kondisi ini sebenarnya merupakan suatu penyakit yang sifatnya autoimun, dimana autoantibodi tiba-tiba menyerang protein yang diproduksi oleh tubuh itu sendiri yang disekresikan oleh sel-sel tulang rawan. Penyebab dari kejadian tersebut masih belum bisa diketahui secara pasti.
Kejadian tersebut menyebabkan tubuh menganggap jaringan sendi yang ada pada tubuh manusia itu sendiri sebagai benda asing atau bukan bagian dari tubuh manusia. Karena hal tersebut, maka sel-sel imun masuk ke dalam bagian persendian manusia, meskipun tidak ada jaringan yang mengalami kerusakan pada bagian tubuh manusia tersebut. Respons ini akan memicu peradangan yang bersifat kronis, yang dapat menghancurkan tulang keras dan tulang rawan pada tubuh manusia yang mengalami gejala autoimun tersbut.
Pada kondisi lain, yaitu spondyloarthritis, terdapat kesamaan dengan kedua kondisi yang telah dibahas sebelumnya, dimana pasien mengalami peradangan secara berkelanjutan pada bagian sendi-sendi serta pada tempat melekatnya ligamen dan tendon pada tulang, bahkan tanpa adanya penyebab cedera awal yang memicu kondisi tersebut. Karena kondisi peradangan tersebut, maka hal ini kemudian memicu produksi enzim-enzim secara berlebih dan juga terjadi degradasi seperti pada kondisi osteoartritis, namun kondisi tersebut juga dapat dipicu oleh protein peradangan lain yang dikenal dengan sebutan sitokin.
Selagi enzim-enzim menggerogoti tulang rawan, tubuh manusia berusaha untuk menstabilkan kondisi sendi-sendi yang lebih kecil dengan menyatukan sendi-sendi tersebut. Proses ini terkadang menyebabkan pembentukan taji pada tulang manusia, yang juga dapat menyebabkan terjadi kondisi kekakuan hebat dan rasa sakit pada bagian sendi itu sendiri.
Meskipun ada banyak faktor yang menjadi penyebab asam urat, namun perawatan yang tersedia saat ini telah dirancang untuk dapat mengatasi gejala yang lebih spesifik, ketimbang menangani penyebab utamanya yang lebih bersifat umum. Dimulai dari teknik MACI yang menjanjikan, yang dilakukan dengan cara mengambil sel-sel tulang rawan guna menumbuhkan jaringan pengganti pada bagian yang telah diambil tersebut. Hingga teknik yang disebut mikrofraktur, yaitu dengan membuat lubang-lubang kecil pada bagian tulang, yang dapat memicu sel-sel punca pada sum-sum tulang dapat keluar dan membentuk tulang rawan baru. Dan sebagai usaha terakhir, penderita tulang rawan yang sudah mengalami aus juga dapat menjalani penggantian keseluruhan sendi yang dimiliki oleh penderita itu sendiri.
Namun di luar dari semua upaya tersebut, penyebab di balik asam urat autoimun masih memberikan tantangan pengobatan yang unik bagi para penelitinya. Para ilmuwan sedang mengembangkan terapi untuk dapat memblokir TNF-alfa, yang merupakan salah satu protein utama yang menyebabkan terjadinya peradangan pada rematik. Namun pendekatan ini hanya dapat mengobati gejalanya saja, bukan penyebabnya utamanya.
Sementara itu, beberapa pertahanan terbaik terhadap asam urat adalah gaya hidup sehat yang diterapkan oleh individu itu sendiri, seperti:
Beberapa perilaku melawan asam urat ini dapat membantu manusia dalam menjalani kehidupannya lebih lama selagi para ilmuwan secara terus-menerus dan konsisten melakukan riset dan mengembangkan obat dan perawatan untuk dapat mengobati berbagai macam kondisi 'nyeri' itu sendiri.
Namun, apakah penyakit sendi kaku dan berderit adalah sesuatu yang sudah pasti tidak dapat dihindari?
Apa yang membuat Asam urat banyak terjadi pada manusia utamanya pada orang-orang lanjut usia, dan mengapa belum bisa ditemukan obat yang dapat mengatasi kondisi tersebut?
Rintangan pertama yang harus dihadapi untuk dapat mengatasi penyakit ini adalah spektrum penyakit asam urat mencakup lebih dari 100 kondisi artritik yang berbeda-beda. Semua kondisi ini memiliki gejala rasa sakit dan peradangan yang terjadi pada daerah persendian manusia, namun memiliki sumber dan keparahan yang sangat bervariasi bergantung pada berbagai faktor yang mengikutinya. Bahkan tipe yang paling sering ditemui adalah tipe osteoartritis, yang lebih sulit dicegah daripada yang diperkirakan.
Asam urat terbatas pada usia tua merupakan sebuah miskonsepsi umum yang terjadi di masyarakat. Sumber dari osteoartritis sering berkaitan dengan pola hidup terdahulu yang sering dijalani oleh pasien, bahkan mulai dari cedera sendi yang hanya terlihat biasa. Dimana setelah benturan pada bagian tersebut, maka sel-sel imun kemudian masuk untuk membersihkan dan memperbaiki kerusakan dengan mengeluarkan enzim-enzim tertentu kebagian yang mengalami benturan, termasuk matriks metaloproteinase dan aggrecanase. Enzim-enzim ini membersihkan jaringan yang rusak dan dapat memicu peradangan.
![]() |
Ilustrasi Penderita Asam Urat |
Namun, tidak semua bentuk asam urat selalu berhubungan dengan cedera olahraga. Contohnya rematik, yang menimpa sekitar 1,3 juta orang dewasa di Amerika. Kondisi ini sebenarnya merupakan suatu penyakit yang sifatnya autoimun, dimana autoantibodi tiba-tiba menyerang protein yang diproduksi oleh tubuh itu sendiri yang disekresikan oleh sel-sel tulang rawan. Penyebab dari kejadian tersebut masih belum bisa diketahui secara pasti.
Kejadian tersebut menyebabkan tubuh menganggap jaringan sendi yang ada pada tubuh manusia itu sendiri sebagai benda asing atau bukan bagian dari tubuh manusia. Karena hal tersebut, maka sel-sel imun masuk ke dalam bagian persendian manusia, meskipun tidak ada jaringan yang mengalami kerusakan pada bagian tubuh manusia tersebut. Respons ini akan memicu peradangan yang bersifat kronis, yang dapat menghancurkan tulang keras dan tulang rawan pada tubuh manusia yang mengalami gejala autoimun tersbut.
Pada kondisi lain, yaitu spondyloarthritis, terdapat kesamaan dengan kedua kondisi yang telah dibahas sebelumnya, dimana pasien mengalami peradangan secara berkelanjutan pada bagian sendi-sendi serta pada tempat melekatnya ligamen dan tendon pada tulang, bahkan tanpa adanya penyebab cedera awal yang memicu kondisi tersebut. Karena kondisi peradangan tersebut, maka hal ini kemudian memicu produksi enzim-enzim secara berlebih dan juga terjadi degradasi seperti pada kondisi osteoartritis, namun kondisi tersebut juga dapat dipicu oleh protein peradangan lain yang dikenal dengan sebutan sitokin.
Selagi enzim-enzim menggerogoti tulang rawan, tubuh manusia berusaha untuk menstabilkan kondisi sendi-sendi yang lebih kecil dengan menyatukan sendi-sendi tersebut. Proses ini terkadang menyebabkan pembentukan taji pada tulang manusia, yang juga dapat menyebabkan terjadi kondisi kekakuan hebat dan rasa sakit pada bagian sendi itu sendiri.
Meskipun ada banyak faktor yang menjadi penyebab asam urat, namun perawatan yang tersedia saat ini telah dirancang untuk dapat mengatasi gejala yang lebih spesifik, ketimbang menangani penyebab utamanya yang lebih bersifat umum. Dimulai dari teknik MACI yang menjanjikan, yang dilakukan dengan cara mengambil sel-sel tulang rawan guna menumbuhkan jaringan pengganti pada bagian yang telah diambil tersebut. Hingga teknik yang disebut mikrofraktur, yaitu dengan membuat lubang-lubang kecil pada bagian tulang, yang dapat memicu sel-sel punca pada sum-sum tulang dapat keluar dan membentuk tulang rawan baru. Dan sebagai usaha terakhir, penderita tulang rawan yang sudah mengalami aus juga dapat menjalani penggantian keseluruhan sendi yang dimiliki oleh penderita itu sendiri.
Namun di luar dari semua upaya tersebut, penyebab di balik asam urat autoimun masih memberikan tantangan pengobatan yang unik bagi para penelitinya. Para ilmuwan sedang mengembangkan terapi untuk dapat memblokir TNF-alfa, yang merupakan salah satu protein utama yang menyebabkan terjadinya peradangan pada rematik. Namun pendekatan ini hanya dapat mengobati gejalanya saja, bukan penyebabnya utamanya.
Sementara itu, beberapa pertahanan terbaik terhadap asam urat adalah gaya hidup sehat yang diterapkan oleh individu itu sendiri, seperti:
- Menjaga berat badan pada angka normal sehat untuk mengurangi tekanan pada sendi.
- Olahraga ringan seperti yoga atau bersepeda.
- Dan menghindari rokok.
Beberapa perilaku melawan asam urat ini dapat membantu manusia dalam menjalani kehidupannya lebih lama selagi para ilmuwan secara terus-menerus dan konsisten melakukan riset dan mengembangkan obat dan perawatan untuk dapat mengobati berbagai macam kondisi 'nyeri' itu sendiri.
Artikel ini didedikasikan kepada: Shofi Ayu Iftianisa, Siti Chotijah, Sofiesha Nurma Nuranita, Syahrul Musta'Iin, dan Teguh Ryan Darmawan.
Katanya penyebab asam urat itu karena sering makan daging kambing.
BalasHapusKlo ditempatku, katanya klo keseringan mandi malam bakal kena rematik.
BalasHapusMenurut saya, dari beberapa tips yang diberikan, cara yang paling efektif itu ya olahraga, ibaratnya sepeda klo keseringan disimpan, pasti bakal berkarat, begitu juga dengan manusia, klo kurang gerak, lama-lama malah muncul karatan yang bikin susah gerak.
BalasHapusIya bener tuh, temen saya sekantor baru usia sekitar 45an udah kena asam urat, tapi yang aneh katanya pola hidupnya sehat.
BalasHapusAda yang bilang klo asam urat itu juga ada faktor keturunannya, soalnya temen saya bapaknya ada yang punya penyakit kolesterol, trus anak2nya ada kena asam urat.
BalasHapus