Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERPIKIR KOMPUTASIONAL

Berpikir komputasional adalah cara berpikir yang membantu seseorang memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang teratur. Cara berpikir ini seperti saat bermain puzzle, menyusun lego, atau membuat resep masakan. Dengan berpikir komputasional, seseorang akan lebih mudah memahami masalah dan menemukan solusinya.

Dalam kaitannya dengan dunia komputer, berpikir komputasional adalah proses berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, dimana jenis masalah yang dimaksud adalah masalah yang berkaitan dengan dunia komputasi, atau masalah yang penyelesaiannya hanya bisa diselesaikan menggunakan komputer, dimana jenis masalah yang dimaksud adalah jenis masalah yang bisa dihitung nilainya secara numerik atau angka.

Bagaimana jika ada suatu permasalahan namun permasalahan tersebut tidak bisa dikuantifikasikan atau dihitung secara angka? apakah permasalahan tersebut masih menjadi bagian dari proses berpikir komputasional? Jawabannya adalah tidak, kenapa? karena komputer hanya bisa menyelesaikan berbagai bentuk permasalahan yang sifatnya numerik saja atau permasalahan yang bisa dihitung nilainya secara matematis.

Tahapan berpikir komputasional terdiri dari empat tahapan berpikir, yaitu:
  1. Dekomposisi.
  2. Pengenalan pola.
  3. Abstraksi.
  4. Algoritma.

Empat Tahapan Berpikir Komputasional
Empat Tahapan Berpikir Komputasional

DEKOMPOSISI

Dekomposisi adalah proses memecah masalah besar menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah diselesaikan. Ibaratnya seperti membongkar mainan robot menjadi beberapa bagian kecil agar bisa diperbaiki atau disusun kembali dengan lebih mudah.

Bayangkan kalau harus membersihkan seluruh rumah yang ukurannya besar sendirian dan dalam waktu sehari saja, pasti terasa berat. Tapi kalau dibagi menjadi beberapa bagian seperti menyapu kamar, mengepel ruang tamu, dan membersihkan dapur, dan proses pembersihannya tidak dilakukan dalam waktu yang sama, maka proses bersih-bersih tersebut pasti akan terasa lebih ringan.

Dekomposisi membuat tugas atau masalah menjadi lebih jelas dan tidak membingungkan.

Contoh Dekomposisi dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut beberapa contoh yang sederhana dan dekat dengan kehidupan anak-anak:

Contoh 1: Menyikat Gigi.
  • Masalah: Bagaimana cara menyikat gigi yang baik?
  • Penyelesaian: Pecah masalah tersebut menjadi beberapa tahapan pengerjaan, kemudian selesaikan secara berurutan.
    1. Ambil sikat gigi.
    2. Oleskan pasta gigi.
    3. Nyalakan air sebentar lalu matikan.
    4. Sikat gigi bagian depan.
    5. Sikat gigi bagian samping kanan.
    6. Sikat gigi bagian samping kiri.
    7. Sikat gigi bagian atas dan bawah.
    8. Kumur dengan air.
    9. Bersihkan sikat dan letakkan kembali.
Dengan dekomposisi, kegiatan menyikat gigi jadi lebih mudah dan bisa dilakukan dengan urutan yang benar.

Contoh 2: Mengerjakan PR.
  • Masalah: Ada PR dari guru, bagaimana cara menyelesaikannya?
  • Penyelesaian: Pecah masalah tersebut menjadi beberapa tahapan pengerjaan, kemudian selesaikan secara berurutan.
    1. Baca petunjuk soal.
    2. Kerjakan soal nomor 1 sampai 3 dulu.
    3. Istirahat sebentar.
    4. Lanjut soal nomor 4 sampai 6.
    5. Periksa kembali semua jawaban.
Dengan memecah PR menjadi bagian-bagian, anak tidak merasa terbebani dan bisa fokus satu per satu.

Contoh 3: Membuat Mi Instan.
  • Masalah: Bagaimana cara membuat mi instan sendiri?
  • Penyelesaian: Pecah masalah tersebut menjadi beberapa tahapan pengerjaan, kemudian selesaikan secara berurutan.
    1. Rebus air di panci.
    2. Buka bungkus mi.
    3. Masukkan mi ke dalam air mendidih.
    4. Tunggu beberapa menit hingga mi matang.
    5. Masukkan bumbu ke mangkuk.
    6. Angkat mi dan campurkan ke mangkuk.
    7. Aduk rata dan siap dimakan.
Dengan membagi langkah seperti itu, anak akan lebih mudah memahami urutan dan tidak melewatkan bagian penting.

Pentingnya Dekomposisi:
  • Membuat masalah yang rumit menjadi lebih mudah.
  • Membantu mengerjakan tugas dengan urutan yang jelas.
  • Menghindari kebingungan saat menyelesaikan pekerjaan.
  • Melatih anak untuk berpikir terstruktur sejak dini.

PENGENALAN POLA

Pola adalah sesuatu yang berulang atau terjadi berulang-ulang dengan cara yang sama. Pola bisa ditemukan di mana saja, seperti dalam gambar, suara, angka, warna, atau kegiatan sehari-hari.

Bayangkan ketika menyusun manik-manik berwarna: merah, biru, merah, biru, merah, biru… Nah, itu adalah pola warna karena warnanya berulang dengan cara yang sama.

Melihat dan mengenali pola adalah salah satu bagian dari berpikir komputasional. Dengan mengenali pola, kita bisa menyelesaikan masalah lebih cepat dan lebih mudah memahami sesuatu.

Dalam ranah berpikir komputasional, pola yang dimaksud adalah pola apapun dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian bisa dihitung nilainya secara angka atau numerik. Jika terdapat suatu pola tapi, pola tersebut tidak bisa dihitung nilainya secara angka atau numerik, maka pola tersebut tidak masuk dalam ranah berpikir komputasional.

Pentingnya Pengenalan Pola:
  • Membantu memprediksi: Kalau sudah tahu polanya, kita bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
  • Membuat pekerjaan lebih mudah: Kita tidak perlu mengerjakan sesuatu dari awal kalau kita tahu polanya.
  • Membantu menyusun langkah-langkah: Pola bisa membantu kita membuat langkah-langkah yang berurutan untuk menyelesaikan tugas.

Contoh Sederhana Pengenalan Pola dalam Kehidupan Sehari-hari.
  • Bangun Tidur Setiap Hari
    • Polanya: Bangun → Mandi → Sarapan → Berangkat Sekolah. 
    • Setiap hari dilakukan dengan urutan yang sama. Ini disebut pola kegiatan harian.
  • Makan Obat Tiga Kali Sehari 
    • Polanya: Pagi → Siang → Malam. Pola waktunya teratur supaya badan cepat sembuh.
  • Jadwal Pelajaran
    • Senin: Matematika, Bahasa Indonesia, Olahraga.
    • Selasa: IPA, IPS, Seni.
    • Setiap hari punya pola mata pelajaran tertentu. Ini membantu mengingat apa yang harus dibawa.
  • Lalu Lintas Lampu Merah
    • Merah → Kuning → Hijau → Merah → Kuning → Hijau.
    • Pola warna ini membantu pengemudi tahu kapan harus berhenti dan jalan.
  • Pola Lagu
    • Lagu anak-anak seperti “Balonku Ada Lima” punya pola nada yang sama diulang-ulang sehingga mudah diingat dan dinyanyikan.
  • Pola Belajar Menulis Huruf
    • Setiap huruf punya bentuk tertentu yang berulang. Misalnya huruf “a” selalu ditulis dengan pola lengkungan kecil.

ABSTRAKSI

Abstraksi adalah cara menyederhanakan sesuatu yang rumit. Dengan abstraksi, kita bisa fokus pada hal-hal yang penting saja dan mengabaikan bagian yang tidak terlalu penting. Abstraksi membantu otak kita supaya tidak bingung saat melihat atau memikirkan sesuatu yang banyak atau rumit.

Bayangkan sedang melihat peta kota. Di peta, hanya terlihat jalan-jalan, sungai, gunung, dan nama tempat. Kita tidak melihat rumah-rumah, mobil, atau orang-orang yang ada di sana. Itulah contoh abstraksi. Peta hanya menunjukkan hal-hal yang penting supaya mudah dipahami.

Pentingnya Abstraksi
Abstraksi sangat penting karena:
  • Membantu kita memahami sesuatu dengan lebih mudah.
  • Mengurangi kebingungan saat melihat atau memikirkan banyak hal.
  • Membantu kita menyusun langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
  • Dengan abstraksi, otak tidak perlu memikirkan semuanya sekaligus, cukup fokus pada bagian yang penting saja.

Abstraksi sering digunakan tanpa sadar. Contohnya:
  • Menggambar Orang: Ketika menggambar orang, biasanya hanya digambar bulatan untuk kepala, dua garis untuk tangan, dan dua garis untuk kaki. Meskipun sangat sederhana, orang lain tetap tahu bahwa itu gambar manusia. Gambar ini tidak menunjukkan wajah, rambut, pakaian, atau sepatu, tapi tetap bisa dimengerti. Itulah contoh abstraksi: kita hanya menggambar bagian yang penting supaya mudah dan cepat.
  • Menggunakan Ikon Aplikasi di Ponsel: Di layar ponsel, ada gambar-gambar kecil (ikon) seperti kamera, telepon, atau pesan. Gambar kamera bukan kamera sungguhan, tapi cukup mewakili fungsinya. Jadi kita tahu bahwa jika menekan gambar itu, akan membuka kamera. Itu juga contoh abstraksi, karena hanya menunjukkan simbol penting dari alat aslinya.
  • Membuat Jadwal Pelajaran: Jadwal pelajaran biasanya hanya ditulis: Senin - Matematika, Bahasa Indonesia, IPA. Tidak dijelaskan guru siapa, soal apa, dan berapa jumlah soalnya. Jadwal ini hanya menampilkan hal yang penting yaitu nama pelajaran dan harinya. Itu juga bentuk abstraksi.

Contoh Abstraksi
Berikut beberapa contoh kegiatan yang bisa digunakan untuk menjelaskan abstraksi:
  • Contoh 1: Menggambar Peta Sekolah
    • Guru meminta murid menggambar peta sederhana sekolah. Murid cukup menggambar ruangan kelas, perpustakaan, lapangan, dan kantin. Tidak perlu menggambar kursi, buku, atau orang di dalamnya. Ini adalah latihan menyederhanakan tampilan nyata menjadi bentuk penting saja.
  • Contoh 2: Menjelaskan Proses Makan
    • Daripada menjelaskan semua hal tentang makan, cukup disebut:
      1. Ambil makanan
      2. Duduk di meja
      3. Makan
      1. Buang sampah
    • Meskipun masih banyak hal lain yang bisa dijelaskan (seperti mengambil sendok, mengunyah, minum air), tapi hanya bagian penting saja yang disampaikan. Ini adalah cara berpikir dengan abstraksi.
  • Contoh 3: Bermain Peran
    • Dalam bermain peran sebagai dokter dan pasien, anak tidak perlu membawa obat sungguhan atau alat asli. Cukup dengan mainan atau benda lain sebagai pengganti. Mereka menyederhanakan situasi sungguhan menjadi bentuk permainan. Itu juga contoh dari abstraksi.

ALGORITMA

Algoritma adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan tertentu.

Bayangkan sedang membuat kue. Supaya kuenya jadi, harus mengikuti langkah-langkahnya satu per satu, mulai dari menyiapkan bahan, mencampur adonan, hingga memanggangnya. Nah, langkah-langkah itu disebut algoritma.

Jadi, algoritma itu seperti petunjuk atau resep yang harus diikuti supaya bisa melakukan sesuatu dengan benar.

Pentingnya Algoritma
Algoritma membantu mempermudah hidup. Dengan algoritma, seseorang bisa:
  • Menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
  • Tidak bingung saat melakukan sesuatu.
  • Menghindari kesalahan karena sudah tahu langkah-langkahnya.

Contoh algoritma sederhana dalam kehidupan Sehari-hari:
  • Contoh 1: Menyikat Gigi.
    • Menyikat gigi juga punya algoritma. Berikut langkah-langkahnya:
      1. Ambil sikat gigi.
      2. Oleskan pasta gigi.
      3. Basahi sikat gigi dengan air.
      4. Sikat gigi bagian depan.
      5. Sikat gigi bagian samping.
      6. Sikat gigi bagian dalam.
      7. Kumur dengan air bersih.
      1. Simpan sikat gigi kembali.
    • Langkah-langkah itu harus dilakukan berurutan supaya gigi menjadi bersih.
  • Contoh 2: Memakai Sepatu.
    • Kalau ingin memakai sepatu, harus melakukan langkah-langkah seperti ini:
      1. Ambil sepasang kaus kaki.
      2. Pakai kaus kaki ke kaki kanan dan kiri.
      3. Ambil sepatu kanan.
      4. Masukkan kaki kanan ke dalam sepatu kanan.
      5. Ambil sepatu kiri.
      6. Masukkan kaki kiri ke dalam sepatu kiri.
      1. Ikat tali sepatu jika ada.
    • Kalau urutannya salah, misalnya pakai sepatu dulu baru kaus kaki, hasilnya akan tidak nyaman. Maka dari itu, mengikuti algoritma sangat penting.
  • Contoh 3: Membuat Mie Instan.
    • Ini juga punya algoritma sederhana:
      1. Didihkan air di panci.
      2. Masukkan mie ke dalam air mendidih.
      3. Tunggu selama 3 menit.
      4. Masukkan bumbu ke dalam mangkuk.
      5. Tuang mie dan air ke dalam mangkuk.
      1. Aduk hingga merata.
    • Jika langkahnya terbalik, misalnya memasukkan bumbu dulu ke air sebelum mie dimasukkan, rasanya bisa jadi berbeda.

Ciri-Ciri Algoritma yang Baik
  • Jelas: Setiap langkah mudah dipahami.
  • Urut: Ada tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.
  • Selesai: Ada awal dan ada akhirnya.

Contoh untuk algoritma memakai seragam sekolah:
  1. Ambil celana/rok seragam
  2. Pakai celana/rok
  3. Ambil baju seragam
  4. Pakai baju seragam
  5. Kancingkan baju
  6. Rapikan kerah
  7. Ambil dasi jika perlu
  8. Pakai dasi
  9. Selesai

Posting Komentar untuk "BERPIKIR KOMPUTASIONAL"