Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rasa Kepercayaan dalam SoftSkill Bisnis dan Pekerjaan

Bayangkan jika seseorang menyebutkan kata pebisnis, jika mendengar kata tersebut, sebagian besar orang mungkin akan membayangkan seseorang dengan sebuah setelan jas yang rapi, yang selalu berangkat kerja pada pukul 7.00 hingga 8.00, atau mungkin juga tentang seseorang yang lain seperti agen periklanan yang menjual produk tertentu melalui YouTube, atau bisa juga seseorang yang terlihat sama seperti diri individu, atau mungkin juga tidak. Tapi, jika dipahami secara umum, pada dasarnya semua orang adalah pebisnis dalam setiap urusan bisnisnya masing-masing.

Sebelum mempelajari materi tentang Rasa Kepercayaan dalam SoftSkill Bisnis dan Pekerjaan, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Kepribadian Otoriter dan Penjelasannya, Ideologi Pancasila dan Dasar Negara Republik Indonesia, dan Ide Pokok Paragraf dalam Suatu Kalimat dan Cara Menemukannya.

Seperti seseorang yang sedang merencanakan kegiatan tertentu dalam ruang kamar, dimana pada kegiatan tersebut sedang terjadi proses bisnis negosiasi. Atau kegiatan lain seperti memberitahu seseorang tentang diri sendiri pada saat kencan pertama, dimana pada kegiatan tersebut sedang terjadi proses bisnis berupa elevator pitch. Kegiatan lainnya seperti mengorganisasi kerumunan dalam sebuah bar dan memastikan semua teman yang ikut ke bar tersebut pulang dengan aman kerumahnya masing-masing, dimana pada kegiatan tersebut sedang terjadi proses bisnis berupa management position.

Ada banyak keahlian atau softskills dalam dunia bisnis, namun sebelum menguasai beberapa soft skills yang tersedia dalam dunia bisnist, terlebih dahulu hal yang perlu dilakukan adalah melakukan komunikasi dan membangun rasa percaya atau TRUST dalam suatu lingkungan bisnis tersebut.

Rasa percaya mungkin terlihat seperti hanya sebuah ide dasar, tetapi rasa percaya dalam dunia bisnis sebenarnya adalah sebuah konsep yang sangat fundamental dan juga penuh dengan tantangan, seperti sebuah level dasar dari skema bisnis piramit (Bukan Skema Ponzi).

Rasa percaya merupakan format dasar dari sebuah reputasi, yang merupakan fondasi dalam membangun hubungan kepercayaan dalam dunia bisnis dan kerja, seperti promosi, penawaran kerja terhadap seseorang, dan lain sebagainya.

Sebuah keputusan tentang siapa yang akan dipercaya dalam sebuah bisnis juga akan berdampak pada rasa percaya diri pada diri sendiri, begitu pula mengenai seberapa tahu seseorang dalam mengenal seseorang dan kemampuannya, beserta pengalaman yang dimilikinya.

Bagaimana orang tersebut bertindak?
Apa yang biasa dikatakan orang tersebut?
Jenis keputusan apa yang dapat dibuat?

Contoh, jika sedang merencanakan sebuah kegiatan perjalanan, maka siapa yang akan dipercaya untuk melakukan navigasi arah, membangun tenda, dan membuat perapian, apakah seorang teman yang sudah dikenal sejak masa sekolah, atau seorang teman sekamar yang sangat suka dengan teknologi dan pernah punya pengalaman menghancurkan sebuah kendaraan karena bertindak gegabah.

Jika seseorang telah mempercayakan dirinya terhadap seseorang untuk sesuatu hal seperti, kendaraan pribadi, peralatan teknologi, hingga jenjang karir, dan masa depan, maka orang tersebut sudah menjadi individu yang sifatnya rentan (vulnerable) terhadap kondisi tertentu.

Ketika seseorang sedang memulai sebuah pekerjaan baru, maka orang tersebut telah mempercayakan dirinya pada sebuah organisasi yang memperkerjakannya, dan menganggap bahwa organisasi tersebut akan memperlakukannya secara baik sama seperti rasa percaya yang diberikan oleh orang tersebut terhadap organisasi.

Rasa percaya juga bisa membuat hubungan profesional menjadi hancur. Ketika sebuah pekerjaan sedang berjalan dengan lancar, maka setiap anggota tim akan bergantung satu sama lain untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Namun jika seseorang tidak bisa mempercayai anggota lainnya dalam sebuah tim, maka hal tersebut akan menciptakan sebuah ketidakseimbangan dalam proses kerja, atau juga akan menimbulkan suatu perasaan untuk melakukan pemeriksaan dua kali (double-check) terhadap setiap hal yang telah dilakukan dalam pekerjaan, dimana hal tersebut akan menciptakan sebuah lingkungan yang penuh dengan rasa curiga dan rasa kompetisi yang tidak sehat.

Kurangnya Rasa Percaya akan berakibat pada tertutupnya berbagai peluang yang dimiliki oleh seseorang. Jika seseorang tidak bisa memberikan rasa percayanya secara penuh, maka orang tersebut sudah pasti tidak ingin kamu berada di dalam tim nya ataupun memberikan promosi ke jenjang pekerjaan yang lebih tinggi.

Baca Juga:

Bagaimana cara memutuskan siapa yang harus dipercaya, dan apa yang harus dilakukan untuk membuat orang lain percaya terhadap diri sendiri?

Jawabannya adalah tidak tahu, karena setiap orang memiliki caranya sendiri-sendir dalam membangun rasa percaya terhadap orang lain.

Namun demikian, ada beberapa hal penting yang dapat diperhatikan, yang berkaitan dengan rasa percaya tersebut, seperti kognitif, disposional, dan emosional. Ketiganya tergabung bersama dalam sebuah format gambaran tentang bagaimana rasa percaya yang dimiliki oleh seseorang dapat terbentuk terhadap individu lainnya.

Rasa Percaya Kognitif

Rasa percaya ataupun tidak percaya terhadap seseorang untuk sebuah alasan rasional dikenal sebagai rasa percaya kognitif. Apa yang dilakukan seseorang ketika melakukan analisis terhadap karakter individu atau orang lain, hal tersebut merupakan hal dasar yang telah dipelajari oleh manusia dari kecil hingga dewasa saat ini.

Hal yang paling penting dalam sikap percaya kognitif adalah sebuah bukti.

Inilah alasan kenapa seseorang yang ingin membangun rasa percaya kognitif harus menjadi seorang yang pekerja keras sehingga dapat melakukan interaksi lebih sering terhadap rekan kerja yang ada dikantor. Reputasi yang dimiliki oleh seseorang dapat membantu untuk meningkatkan rasa percaya orang lain terhadap diri sendiri. Untuk dapat membangun rasa percaya kognitif, maka dapat dilakukan dengan berfokus pada tiga elemen utama, yaitu kompetensi, niat, dan integritas.

Kompetensi, adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang karyawan pada umumnya. Contoh, apakah seorang pegawai rumah makan padang mampu menerima 15 macam pesanan dan membawa 15 piring pesanan tersebut dalam satu kali antar, dengan tanpa ada kesalahan, hanya dalam waktu kurang dari 1 menit. Jika ingin membangun sebuah kompetensi, maka pikirkan apa saja yang dapat dilakukan dalam suatu bidang pekerjaan, selalu asah kemampuan kerja saat ini, dan ketahui solusi alternatif yang dapat digunakan dalam bidang pekerjaan tersebut. Temukan cara baru dalam pekerjaan yang dilakukan, atau ikuti pelatihan untuk dapat meningkatkan kemampuan tersebut, seperti workshop, atau kursus tertentu. Namun, jika tidak memiliki waktu ataupun uang untuk dapat meningkatkan kemampuan tersebut melalui pelatihan resmi, maka hal tersebut tetap dapat dilakukan dengan cara lain seperti menonton acara pelatihan atau pendidikan secara gratis melalui YouTube.

Niat, dilakan dengan cara melihat atau membandingkan kesungguhan yang dimiliki diri terhadap orang lain atau rekan kerja. Niat ibarat sebuah visi atau tujuan, dimana seseorang mengambil suatu pekerjaan karena niatan yang tulus dan tidak ada alasan yang jahat dalam melakukan pekerjaan tersebut. Mungkin seseorang hanya mengambil suatu pekerjaan hanya karena dia ingin menghidupi keluarganya, atau membayar tagihan pajak secara rutin. Tanpa perlu bertindak seperti seorang 'bos' terhadap rekan kerja yang lain, seseorang tetap dapat menunjukkan kesungguhannya dalam bekerja dengan cara mendemonstrasikan niatnya tersebut seperti memberi perhatian terhadap rekan kerja yang lain, atau sedikit memberikan saran terhadap rekan kerja yang sedang mengalami kesulitan, sering mengajak berkomunikasi pada waktu istirahat, atau melakukan hal tambahan dari pekerjaan seperti lembur, atau sedikit memberikan waktu ekstra, dimana hal tersebut dapat membantu membangun reputasi dan menunjukkan niatan seseorang dalam pekerjaannya.

Integritas, adalah sesuatu hal yang penting dalam suatu pekerjaan. Melakukan suatu pekerjaan yang luar biasa 90% dari waktu yang tersedia selama sehari dan hanya 10% untuk istirahat dirumah adalah lebih buruk daripada melakukan pekerjaan dengan waktu kerja biasa namun dilakukan secara konsisten, karena hal tersebut dapat membangun integritas pekerja dalam suatu bida pekerjaan tertentu atau suatu bisnis tertentu.

Sedikit kesalahan akan membuat dampak yang besar terhadap integritas seorang pekerja. Berhati-hatilah terhadap pekerjaan yang diberikan yang sifatnya kurang menjanjikan dan terlalu menuntut lebih. Jika seseorang diminta untuk mengerjakan sesuatu pada menit terakhir pekerjaannya, maka dapat dipastikan pekerjaan tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat diselesaikan. Jadi, aturlah waktu secara bijak, jangan berikan hasil pekerjaan yang sifatnya setengah matang atau melewatkan waktu deadline dari pekerjaan, karena hal tersebut juga dapat menghilangkan rasa percaya kognitif dari seorang pekerja dalam lingkungan bisnis.

Ketiga aspek dari kepercayaan kognitif tersebut adalah seperti tiga buah kaki pada tripod, dimana jika salah satu kaki hilang, maka hal tersebut dapat menghancurkan rasa percaya yang dimiliki oleh seseorang dan kemungkinan akan mendapatkan masalah lebih besar pada lingkungan bisnis atau pekerjaan tertentu.

Namun, hanya karena seseorang telah bekerja keras untuk menjaga ketika kaki tripod dari kepercayaan kognitif tersebut untuk bisa tetap berdiri tegak, bukan berarti orang tersebut akan langsung mendapatkan rasa percaya dari orang lain dengan begitu cepat. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa rasa percaya kognitif hanyalah salah satu dari tiga bahan yang dapat digunakan untuk membuat pekerjaan atau bisnis seseorang berjalan dengan lancar.

Rasa Percaya Disposional

Seseorang dapat secara langsung mempercayai orang lain, namun beberapa mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama dan juga beberapa bukti yang harus menyertainya, itulah yang disebut dengan rasa percaya disposional.

Bayangkan jika seseorang telah bergabung dalam suatu pekerjaan di sebuah majalah fashion sebagai junior asisten untuk seorang chief editor. Namun, meskipun telah masuk dan menjadi bagian dalam lingkungan kerja tersebut, tidak diketahui apakah seseorang yang telah masuk dalam pekerjaan tersebut telah memenuhi kriteria ekspektasi dari orang yang mempekerjakannya atau tidak. Dimana atasan dari orang yang baru bekerja tersebut adalah seseorang dengan tipe karakter yang sulit untuk dibaca. Dalam dalam proses kerjanya, ternyata atasan dari seseorang tersebut selalu memberikan pekerjaan yang sifatnya 'receh', seperti ambilkan minuman, ambilkan loundry, antar anaknya kesekolah, dan lain sebagainya. Jika demikian, maka coba lakukan review kembali terhadap proses rekrutmen dan kegiatan kerja yang telah dilakukan selama bekerja dengan atasan tersebut. Apakah saat awal masuk kerja resume yang telah diberikan sudah baik dan sesuai dengan standar perusahaan yang dituju, apakah setiap pekerjaan 'receh' yang diberikan atasan telah dilaksanakan dengan baik, jika demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa pekerjaan yang telah dilakukan sudah baik. Tidak hanya itu, review ulang kembali alasan dari mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke tempat yang dituju untuk bekerja tersebut, seseorang ingin bekerja disebuah majalan fashion karena orang tersebut sangat suka dengan kegiatan penulis artikel, utamanya artike fashion, sehingga karena alasan tersebut dapat disimpulkan pula bahwa niat atau kesungguhan orang tersbut adalah baik, dimana niatan dari orang tersebut diperlihatkan dengan cara selalu menuruti apa yang diperintahkan atasan secara baik dan selalu menjaga nama baiknya dalam setiap kesempatan tertentu. Jadi, meskipun seorang atasan masih meragukan kemampuan pegawai baru tersebut, namun dengan apa yang telah dilakukan oleh pegawai baru tersebut secara konsisten telah berhasil memenuhi tuntutan mustahil yang diminta oleh atasan tersebut.

Lantas, apa yang akan didapatkan oleh seorang pegawai tersebut?

Jika atasanmu masih tidak memberikan peningkatan terhadap level pekerjaan yang dilakukan, bisa jadi atasanmu adala htipe yang memiliki rasa percaya disposional dengan tingkatan yang rendah.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, rasa percaya adalah sesuatu yang juga dapat meningkatan rasa rentan bagi orang lain, yang melibatkan risiko tertentu. Sehingga, rasa percaya disposional juga terikat pada ide tentang penghindaran risiko atau risk avertion, dimana seseorang yang memiliki karakter ini adalah tipe yang selalu berhati-hati dengan orang lain atau orang baru guna meminimalisasi risiko terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Bukan suatu hal yang buruk jika atasan memiliki risk avertion yang tinggi ataupun rendah, namun seperti halnya segala sesuatu yang ada didunia ini, risk aversion juga membutuhkan sebuah keseimbangan. Memiliki risk avertion yang terlalu tinggi, akan membuat seseorang untuk tidak rentan dieksploitasi oleh orang lain, namun hal tersebut akan berdampak pada kemampuannya dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Sedangkan orang yang memiliki tingkat risk avertion yang rendah akan membuat orang tersebut lebih terbuka dengan segala peluang dan kesempatan, tetapi karena sifat yang mudah percaya tersebut, maka dirinya menjadi sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh orang lain.

Mungkin saja atasan tempat seseorang bekerja tersebut beranggapan bahwa memberikan kepercayaan untuk membuat sebuah tulisan fashion kepada seorang fresh graduate adalah suatu tindakan yang berisiko sangat tinggi untuk menghancurkan reputasinya jika terjadi sedikit kesalahan dalam proses pekerjaannya. Jika demikian, apa yang harus dilakukan oleh seorang karyawan tersebut adalah tidak meanggapi tindakan atasan tersebut secara personal, dan cobalah lebih bersabar sehingga memberikan atasan tersebut waktu untuk lebih bisa membangun rasa percaya terhadap kemampun yang dimiliki oleh pegawai baru tersebut. Jadilah lebih peka terhadap respon yang diberikan oleh rekan kerja yang lain terhadap hasil kerja yang dilakukan, kerjakan pekerjaan tersebut secara baik, dan lakukan secara konsisten. Bangunlah sebuah reputasi dalam dunia kerja tersebut, bekerjalah dengan lebih cerdas bukan lebih keras, dan jika bisa usahakan untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara lebih cepat. Dan jika semuanya berjalan secara baik, maka bisa jadi tahap selanjutnya adalah project besar yang sesungguhnya.

Katakanlah saat ini seseorang telah berhasil sangat baik dibidang pekerjaan atau bisnis yang dijalaninya, dimana orang tersebut memiliki kompetensi yang baik, menunjukkan kesungguhan atau niat yang luar biasa, dan juga berintegritas hingga mendapatkan rasa percaya disposial dari atasan dan rekan bisnis. Namun demikian, bukan berarti orang tersebut juga akan mendapatkan rasa percaya yang sama pada setiap situasi kerja atau bisnis tertentu, baik dari atasan ataupun dari para rekan lainnya.

Kenapa?

Karena rasa percaya juga bergantung pada lingkungan yang sesuai. Seseorang bisa jadi mengalami kesalahpahaman terhadap kompetensi orang lain dimana seseorang bisa saja mendapat kepercayaan pada satu area kerja tertentu, namun tidak pada area kerja lainnya, atau dikenal dengan istilah Competence Mismatch.

Competence Mismatch

Contoh, tidak peduli seberapa bagusnya seorang aktor dalam berakting sebagai seorang dokter, namun jangan pernah sekalipun mempercayakan proses operasi jantung padanya, karena hal tersebut tetap membahayakan nyawa seseorang yang dioperasi tersebut, karena kompetensi seorang aktor adalah berbeda dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang dokter spesialis.

Tidak hanya competence mismatch, hal lain yang juga dapat terjadi dalam dunia bisnis dan pekerjaan adalah Intent Mismatch, atau kesalahpahaman niat rasa percaya.

Intent Mismatch

Jika seseorang berniat untuk membantu orang lain dalam satu bidang pekerjaan tertentu, namun tidak pada bidang pekerjaan lainnya.

Membangun rasa percaya biasanya memakan waktu bertahun-tahun dan juga membutuhkan banyak perjuangan, sehingga sangat penting untuk selalu menjaga reputasi dan bertindak secara profesional pada segala jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu bidang atau lingkungan bisnis tertentu. Perlakukan orang lain di dunia kerja dengan respect, selalu jaga standar dan kualitas kerja, dan pikirkan bagaimana tindakan yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi apa terhadap diri sendiri ataupun orang lain dalam lingkungan kerja dan bisnis.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Alicia Zalfa Fauzi, Ameera Fatimah Azzahra, Amellia Qurrotulaini, Ammar Hibatullah Syifa', dan Ananda Umila Cahya Annissa.

5 komentar untuk "Rasa Kepercayaan dalam SoftSkill Bisnis dan Pekerjaan"

  1. Kesimpulan yang saya bisa ambil dari artikel ini:
    1. Kepercayaan adalah blok bangunan dari semua hubungan dalam dunia bisnis.
    2. Perhatikan bagaimana tindakan yang dilakukan dan pastika orang lain juga memahami hal tersebut.
    3. Kepercayaan kognitif dapat diperoleh dari kompetensi, niat, dan integritas.
    4. Silahkan menonton film "The Devil Wears Prada".

    BalasHapus
  2. Sayangnya, banyak orang akan mengalami ekspolitasi dan pemanfaatan dari orang lain pada setiap kesempatan dalam dunia kerja. Mau bagaimana pun setiak orang berhak untuk diperlakukan dengan adil dalam lingkungan kerja apapun.

    BalasHapus
  3. Yups, kepercayaan adalah kunci awal membangun sebuah bisnis.

    BalasHapus
  4. Tips: jika pertama kali masuk kerja dan melihat suatu fasilitas tertentu yang belum dipahami cara kerjanya, selalu tanyakan apakah ada pekerjaan yang bisa dibantu. Hal ini akan membantu untuk meninggalkan kesan yang baik pada rekan kerja yang lain.

    BalasHapus
  5. Jika ingin membangun rasa percaya di dalam suatu lingkungan kerja atau bisnis, hal pertama yang harus dilakukan adalah perhatikan setiap orang yang ada dalam lingkungan kerja tersebut, dan berusahalan untuk mengidentifikasi rekan toxic dilingkungan tersebut, itu akan membantu kita untuk menjadi lebih awas dalam bertindak dilingkungan kerja tersebut.

    BalasHapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -