Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan Umum Penelitian Tindakan Kelas

Ciri khas PTK adalah adanya tindakan secara nyata dan konkret yang dilakukan oleh peserta didik atas dasar instruksi dari guru. Tindakan tersebut tidak boleh sembarangan, tetapi harus dapat dibenarkan secara teoretis. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah, bahwa tindakan tersebut harus sesuai dengan tugas profesional seorang guru, dan juga tindakan tersebut tidak boleh mengubah situasi alamiah pembelajaran yang telah ada.


Sebelum mempelajari materi tentang Kesalahan Umum Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bagian Pembukaan Penelitian Tindakan Kelas, dan Bagian Isi Penelitian Tindakan Kelas.

Kesalahan umum yang sering terjadi pada PTK adalah, guru atau peneliti merasa seolah-olah telah bertindak, padahal sebenarnya belum melakukan tindakan. Sekadar contoh, peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan kurangnya sarana prasarana belajar di ruang kelas. Atas dasar temuan tersebut, guru berinisiatif melakukan PTK yang tujuannya untuk melakukan evaluasi pengadaan sarana dan prasarana belajar dengan cara mengajukan usulan kepada kepala sekolah agar pengadaan sarana dan prasarana belajar sesuai dengan kebutuhannya. Ini jelas bukan termasuk tindakan sebagaimana yang ditentukan dalam PTK, sebab tindakan itu lebih tepat disebut usulan, bukan tindakan. Dengan kata lain, guru atau peneliti hanya memberi perintah yang tidak berkaitan secara langsung dengan praktik dalam kegiatan pembelajaran.

Seharusnya, tindakan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian adalah dengan mengembangkan kreativitas guru maupun murid, sehingga kekurangan sarana dan prasarana itu dapat diatasi dengan solusi alternatif yang lain. Tentu saja, fasilitas alternatif tersebut seharusnya dipikirkan dan dibuat oleh para peserta didik sendiri, bukan guru. Ini baru tindakan yang sesuai dengan tugas dan profesionalisme seorang guru sebagai tenaga pendidik.

Kesalahan lain adalah guru atau peneliti bertindak dengan melampaui kapasitasnya sebagai seorang guru, bahkan cenderung serabutan. Misalnya, dalam proses identifikasi masalah, guru menemukan bahwa kebanyakan peserta didik yang terlambat masuk ke sekolah adalah karena bangun kesiangan. Atas dasar temuan ini, lantas guru mengambil tindakan untuk menghimbau para orang tua murid untuk membangunkan anak-anaknya lebih pagi. Ini juga bukan tindakan guru dalam kapasitasnya sebagai seorang tenaga profesional pengajar.

Baca Juga:

Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru adalah memberikan motivasi peserta didiknya agar mau meminta bantuan kepada orang tua untuk membangunkan para peserta didik agar tidak bangun kesiangan. Lebih baik lagi bila peserta didik mau menyadari pentingnya bangun lebih pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah. Jadi, peserta didik melakukan tugas atas instruksi guru secara sadar dan tidak melampaui kewenangan guru itu sendiri sebagai tenaga pendidik. Ini baru tindakan yang sesuai dengan tugas profesionalisme guru.

Tidak Tampak Keaslian Penelitian

Kesalahan umum yang kebanyakan tidak disadari oleh peneliti adalah para guru mempunyai kecenderungan untuk ikut-ikutan mengangkat tema yang sama dalam melakukan kegiatan PTK. Terlebih lagi, jika peneliti ikut-ikutan meneliti tema atau subjek yang sudah diteliti oleh peneliti terdahulu dengan alasan untuk mencontoh penelitian yang telah ada. Hal ini akan berdampak pada hilangnya nilai keaslian penelitian yang hendak diangkat karena tema atau subjek yang sama sudah banyak digali dan diteliti oleh peneliti-peneliti yang lain.

Kurangnya nilai keaslian dari penelitian inilah yang menjadi salah satu faktor penting tertolaknya sebuah laporan PTK. Oleh karena itu, pernyataan keaslian ini perlu dicantumkan pada Bab 2, yakni pada bagian tinjauan pustaka. Jadi, setelah mengkaji berbagai penelitian yang relevan, perlu ditunjukkan pula posisi penelitan yang diangkat dari sekian banyak penelitian yang telah ada.

Tidak Penting

Kesalahan umum yang lain adalah kurang penting atau tidak pentingnya nilai dari sebuah PTK. Meskipun peneliti bisa membangun argumen sebanyak mungkin, tetapi jika hal yang diteliti itu hanya membahas hal-hal yang tidak penting, maka penelitian tidak akan banyak manfaatnya bagi para peserta didik. Penting yang dimaksud disini adalah adanya masalah krusial yang akan menimbulkan dampak yang lebih buruk jika tidak segera diatasi melalui kegiatan PTK.

Oleh karena itu, identifikasi masalah harus dilakukan dengan analisis yang tajam sehingga peneliti dapat menemukan masalah yang benar-benar penting dan mendesak untuk segera diatasi melalui pelaksanaan kegiatan PTK. Jika hal ini tidak dilakukan, maka peneliti akan terjebak pada masalah-masalah rutin dan sederhana yang tidak layak untuk dipecahkan melalui kegiatan PTK. Akibatnya, masalah yang diangkat bukan masalah yang krusial dan mendesak untuk segera diatasi, tetapi lebih cenderung kepada mencari-cari masalah dan pura-pura memberi solusi. Dengan kata lain, peneliti sering kali mencari-cari permasalahan yang tidak layak untuk diangkat menjadi PTK.

Teknis Penulisan Kurang Ilmiah

Penulisan laporan PTK berbeda dengan penulisan tulisan lepas atau artikel bebas populer. Penulisan laporan PTK harus ilmiah dengan memerhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Susunan kalimat yang jelas, penggunaan tanda baca, sistematika pembahasan, dan sebagainya telah diatur dalam standar penulisan karya ilmiah yang baku dan seragam. Sekadar contoh, susunan kalimat harus menggunakan aturan S-P-O-K; menggunakan catatan kaki, atau bentuk lain yang telah diatur sebagai rujukan kutipan, sehingga penulis terhindar dari pasal plagiasi. Tidak hanya itu, hal yang tidak kalah penting dalam teknik penulisan ilmiah adalah sistematika penulisan mulai dari judul, pengantar, daftar isi hingga penutup semuanya harus tersusun secara sistematis.

Alur Logika Tidak Konsisten

Alur logika merupakan ide-ide yang muncul yang mengikuti urutan satu sama lain dalam aturan yang rasional pada kegiatan penelitian. Tinjauan pustaka dengan alur yang logis akan membuat pembaca merasa berada dalam perjalan intelektual yang luar biasa memuaskan. Sebaliknya, jika alur logika hanya menggambarkan satu demi satu kegiatan penelitian denga cara yang tampak acak hingga tidak mencakup semuanya, dimana hal ini dapat berupa laporan daftar ringkasan dari hasil telaah yang telah dilakukan oleh orang lain, maka hasil kegiatan penelitian sudah pasti tidak bisa dipahami oleh para pembacanya secara sitematis dan akan menjadi suatu karya ilmiah yang membosankan untuk dibaca. 

Bangunan logika yang tidak konsisten dalam PTK akan sangat terlihat dalam penyusunan laporannya. Inilah sebabnya, mengapa laporan PTK begitu mudah ditolak karena memang mudah dirunut alur logikanya. Bagaimana alur logika yang konsisten tersebut dapat dibangun? Alur logika yang konsisten adalah adanya ketersinambungan antara akar masalah, rumusan masalah, rencana tindakan, metode yang digunakan, dan hasil penelitian, yang seluruhnya terbatas hanya pada jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hal yang sering terjadi dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas adalah pembahasan hasil penelitian pada Bab IV tidak sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I. Tidak hanya itu, masalah lain juga seperti teori yang digunakan dalam Bab II kurang tepat dan metode penelitiannya kurang terperinci. Akibatnya, esensi penelitian justru tidak tercapai. Konsekuensinya, laporan penelitian terkesan seperti karangan atau deskripsi kelas semata. Seharusnya, dalam menguraikan pembahasan, memang ditujukan secara khusus untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan pada Bab I.

Oleh karena itu, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan umum dalam membuat karya ilmiah pada penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
  • Atur isu-isu penelitian berdasarkan kata kunci tertentu. Salah satu cara untuk menyusun tinjauan pustaka yang baik dan benar adalah berdasarkan masalah yang sedang dihadapi atau yang akan diteliti oleh peneliti itu sendiri, dimana pada satu masalah akan dibandingkan dengan masalah yang lain dan dicari letak perbedaannya. Pada proses ini akan munculkan suatu bentuk kesepakatan, konflik, kontradiksi, dan kesenjangan dalam literatur dengan melihat bagaimana laporan penelitian dimasa lalu terhubung satu sama lain. Untuk setiap masalah yang muncul pada kegiatan penelitian ilmiah dapat dibangun dengan pola dasar terlebih dahulu, kemudian ditambahkan kebagian yang disetujui dan yang tidak disetujui. Tinjauan pustaka yang disusun berdasarkan tema yang terstruktur atau sistematis, tentu akan jauh lebih mudah diikuti dan dipahami daripada tema yang hanya mencantumkan banyak masalah pada penelitian sebelumnya satu demi satu. 
  • Mulailah dari bagian yang paling mudah. Ketika menulis laporan penelitian atau literatur pustaka ilmiah, ada baiknya peneliti memulai dengan apa yang orang lain setujui, termasuk diri peneliti itu sendiri. Jangan memulai dari tinjauan literatur yang menguraikan teori baru yang sifatnya masih kontroversial dan menjelaskan kenapa orang lain dapat salah dalam pendapatnya. Tidak hanya menyinggung perasaan, pemilihan tema yang sifatnya kontroversial tersebut juga secara tidak langsung membuat peneliti harus berpikir mundur kebelakang, dimana peneliti harus mulai dengan apa yang telah disepakati dan kemudian maju ke titik perbedaan yang terjadi dalam penelitian yang sedang dikaji saat ini dari penelitian lainnya. Setelah melakukan proses tersebut, selanjutnya peneliti dapat maju ke kerangka konseptual yang disukai beserta pertanyaan yang sering diajukan oleh hasil penelitian yang dilakukan diwaktu lampau tersebut, guna menuju ke pola pemikiran baru di masa depan. 
  • Ketidakberpihakkan. Laporkan penelitian lain dengan caranya sendiri-sendiri, seperti yang biasa dilakukan oleh seseorang yang sedang mendukung suatu argumen secara semangat. Sebaliknya untuk laporan atau makalah yang kurang terlalu didukung keputusannya, sampaikanlah hal tersebut secara tidak langsung atau dalam makna tersirat. 
  • Hindari kalimat opini. Pernyataan pendapat merupakan bentuk argumen yang belum tentu nilai kebenarannya, karena itu seorang peneliti harus berusaha memberikan pendapat yang dapat mengundang serangan dari pihak lain atau pembacanya, karena sangat tidak mungkin untuk membantah semua argumen yang diajukan oleh orang lain satu per satu. Karena itu, untuk menyampaikan suatu maksud pada laporan penelitian, maka proses penyampaiannya harus disampaikan dalam bentuk asumsi, atau dinarasikan menjadi suatu kalimat yang sifatnya netral. Setiap pembaca yang membaca suatu artikel atau laporan ilmiah, belum tentu orang tersebut pasti sepakat atau pasti membenarkan argumen yang tertulis dalam artikel yang dibaca, oleh karena itu selalu upayakan setiap kalimat yang dibuat pada laporan bersifat netral guna menghindari serangan dari para pengulas laporan ilmiah secara berlebihan.
  • Akhiri dengan pertanyaan ilmiah. Inti dari tinjauan pustaka adalah untuk mengakhiri bagian kalimatnya dengan bentuk pertanyaan penelitian yang secara alami jatuh dari bidang pekerjaan atau bidang penelitian sebelumnya. Sebuah pertanyaan ilmiah yang buruk, adalah pertanyaan ilmiah yang menggambarkan semua pekerjaan atau penelitian yang dilakukan sebelumnya secara tiba-tiba, dan tanpa alasan langsung melompat ke beberapa bentuk pertanyaan penelitian yang sifatnya bias dan tidak dapat diuji nilai kebenarannya. 

Catatan: proses koreksi ini tidak hanya terbatas pada tinjauan pustaka pada laporan penelitian saja, namun pada bagian sub bab-sub bab lain dalam laporan penelitian ilmiah atau pada penelitian tindakan kelas lainnya pula.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Rindi Antika, Rio Candra Dirgantara, Risma Riskiyani, Ristya Rahma Azzahra, dan Rival Nur Ihsan.

6 komentar untuk "Kesalahan Umum Penelitian Tindakan Kelas"

  1. Apa jenis kesalahan umum yang sering terjadi dalam membuat karya ilmiah penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurangnya kegiatan penelitian dan data yang dikumpulkan sebelum membuat statement penelitian ilmiah.

      Hapus
    2. Kurangnya sumber ilmiah yang kuat dalam mendukung teori penelitian.

      Hapus
    3. Kegagalan dalam membuat hubungan yang sesuai antara pernyataan tesis dan pernyataan pendukung dalam penelitian.

      Hapus
    4. Kurangnya data yang kuat dan relevan untuk mendukung pernyataan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian.

      Hapus
    5. Kegagalan mengutip sumber publikasi ilmiah dengan benar.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -