Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan yang Menyebabkan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak

Berikut ini dikemukakan bentuk-bentuk kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang sering sekali terjadi atau sering dilewatkan pengamatannya oleh peneliti dalam proses pembuatan laporan penelitian. Tidak jarang kesalahan-kesalahan yang terjadi tersebut dapat membuat laporan yang telah selesai dibuat ditolak pada saat dilakukan publikasi.

Sebelum mempelajari materi tentang Kesalahan yang Menyebabkan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Bagian Isi Penelitian Tindakan Kelas, Kesalahan Umum Penelitian Tindakan Kelas, dan Kesalahan Khusus Penelitian Tindakan Kelas.

Lampiran Tidak Lengkap

Semua deskripsi dalam penelitian harus didukung dengan bukti berupa data-data yang akurat. Bukti tersebut bisa dalam bentuk dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian itu sendiri, misalnya, lembar evaluasi peserta didik, gambar, foto, dan lain sebagainya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melampirkan seluruh instrumen penelitian, baik dalam bentuk angket, transkrip wawancara, maupun hasil pengamatan yang ditunjukkan dalam bentuk gambar ataupun foto.

Kesalahan yang sering terjadi dalam kegiatan penelitian tindakan kelas adalah peneliti menganggap lampiran sebagai hal yang tidak penting, sehingga penyusunan lampiranpun terkesan asal-asalan bahkan ada sebagian rujukan yang tidak dapat dilampirkan dengan alasan hilang. Tentunya hal ini dapat menimbulkan keraguan tentang apakah deskripsi penelitian tersebut benar-benar sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya atau tidak. Untuk menghindari hal ini, maka lampiran harus disusun secara lengkap dan sistematis.

Jarak antara Pelaksanaan PTK dan Penilaian Terlalu Lama atau Kadarluarsa

Waktu penelitian merupakan sesuatu yang tidak akan berhenti untuk hal apapun, waktu tersebut akan terus berlalu ketika seorang peneliti sedang melakukan kegiatan penelitiannya, serta membawa segala potensi masalah dalam proses pelaksanaannya yang akan memengaruhi hasil dari kegiatan penelitian. 

Secara khusus, waktu penelitian akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap desain penelitian yang bisa bersifat cross sectional ataupun longitudinal, dan juga pada studi kasus yang sedang diteliti. Dengan mempelajari dan menemukan dimensi waktu pada pelaksanaan kegiatan penelitian, maka peneliti dapat pula mempelajari waktu tersebut terhadap pengaruh hasil penelitian yang akan dicapai.

Tidak ada hal apapun yang bersifat konstan jika berbicara masalah waktu, terutama pada bahasan waktu penelitian. Waktu penelitian adalah sesuatu yang sifatnya harus 'dibekukan' setelah semua peritiwa besar diklasifikasikan, untuk ditangani pada setiap perubahan besar dalam kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan.

Baca Juga:

Sayangnya, pada kegiatan nyata, waktu penelitian bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah untuk diatur pada peristiwa pelaksanaan penelitian. Seorang peneliti juga harus pandai dalam melakukan perubahan-perubahan yang bersifat dinamis dalam pengaturan waktu penelitian terutama pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.

Pada proses penelitian, kegiatan penelitian yang dibagi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi dua jenis penelitian, yaitu penelitian cross sectional, dan penelitian longitudinal. Penelitian cross sectional merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan waktu penelitian yang relatif singkat dalam kegiatan pelaksanaannya. Sedangkan kegiatan penelitian longitudinal merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan dibagi dalam beberapa tahapan penelitian cross sectional yang lebih kecil. Adapun untuk penerapan kedua jenis penelitian ini, adalah bergantung pada kebutuhan dan tingkat sumber daya yang dimiliki oleh seorang peneliti itu sendiri.

Sangat penting untuk menyelesaikan kegiatan penelitian sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti itu sendiri, selain untuk mendapatkan hasil yang akurat, penelitian yang dilakukan secara tepat waktu juga memberikan hasil yang sesuai dengan masa sekarang atau up to date. Sering kali seorang peneliti melakukan kegiatan penelitian terlalu lama, sehingga sampel atau data penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian sudah menjadi usang atau tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.

Kerangka Penulisan Tidak Sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Berlaku


Kenapa harus menggunakan kerangka penulisan dalam membuat laporan penelitian?

Kerangka penulisan merupakan bentuk pertimbangan berbagai aspek dalam proses penulisan yang harus diperhitungkan ketika seseorang memikirkan tentang seberapa baik sebuah karya tulis harus dibuat. Kerangka penulisan merupakan instrumen penting yang digunakan untuk membantu dalam proses berpikir, serta untuk mengatur dan mengomunikasikan ide dan pemahaman pada khalayak ramai. 

Beberapa aspek dari kerangka penulisan biasanya berfokus pada seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang ketika membuat berbagai jenis teks pada media cetak ataupun media online.

Kemajuan dalam pembuatan kerangka penulisan dapat membantu peneliti pada proses penetapan langkah-langkah yang dapat diambil dalam pengembangkan keahlian pada proses penulisan laporan ilmiah.

Kerangka penulisan laporan penelitian berfungsi sebagai rambu-rambu yang sama ketika seseorang sedang mengembangkan keahlian menulis, meskipun dalam pelaksanaannya setiap peneliti mungkin memiliki rentan waktu yang berbeda-beda dalam proses penelitiannya, yang mengikuti jalur yang sesuai dengan kerangka penulisan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kerangka penulisan memiliki pedoman atau rambu-rambunya masing-masing untuk setiap aspek penulisan laporan ilmiah yang telah ditentukan, dan membantu peneliti dalam menyediakan peta gambaran yang besar pada proses pemahaman terhadap kegiatan penulisan yang dilakukan oleh seorang peneliti, dimana dalam hal ini membantu memberikan gambaran kemajuan dengan menunjukkan bagaimana seorang peneliti membuat teks yang lebih kompleks dengan subjek yang lebih spesifik ketika menanggapi tugas penulisan laporannya.

Setiap lembaga atau penyandang dana penelitian mempunyai aturan main sendiri dalam penetapan kerangka penulisan PTK. Namun, satu hal yang jelas adalah semuanya harus mematuhi standar kerangka penulisan PTK yang telah ditetapkan secara baku. Para peneliti juga harus mengikuti pedoman yang berlaku dilembaga tempat menerbitkan karya ilmiah tersebut. Misalnya saja, sering kali didapati perbedaan antara pedoman penulisan PTK antara instansi seperti Depag dan Diknas.

Jika peneliti adalah seorang guru yang berada di bawah naungan Depag atau Departemen Agama, maka PTK yang ditulis harus menggunakan pedoman dari Depag. Tetapi, jika peneliti adalah guru yang berada di bawah naungan Diknas, maka aturan penulisan yang harus diikuti adalah pedoman penulisan dari Diknas, itupun masih harus disesuaikan dengan aturan wilayah masing-masing. Bukan tidak mungkin, setiap provinsi memiliki aturan-aturan yang berbeda dalam menetapkan  kriteria penulisan laporan PTK.

Walaupun demikian, pada prinsipnya semua pedoman penulisan PTK adalah sama. Hal yang membedakan hanyalah teknis penulisannya. Oleh karena itu, hal ini seharusnya tidak perlu diperdebatkan. Hal yang terpenting adalah mengikuti prosedur yang ada sesuai dengan pedoman yang berlaku di wilayah masing-masing.

Kesalahan umum yang sering terjadi adalah peneliti menggunakan pedoman penulisan PTK yang tidak sesuai dengan aturan yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi tempat publikasi dari karya penelitian tersebut dipublikasikan, sehingga akan terjadi koreksi terhadap karya ilmiah yang telah dibuat meskipun secara aturan tata bahasa Indonesia tidak terjadi kesalahan apapun dalam proses pembuatan laporan penelitian tersebut.

Tidak Mendapat Pengesahan dari Kepala Sekolah

Hal ini mungkin tampaknya sepele, tetapi sangat penting. Guru yang melakukan PTK harus mendapatkan izin dari kepala sekolah. Hal ini bukan untuk menghambat, tetapi justru untuk membantu guru itu sendiri. Upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas akan berjalan dengan lebih lancar jika kegiatan penelitian telah mendapatkan ijin resmi kepala sekolah ataupun atasan lainnya. Inilah sebabnya, mengapa dalam sertifikasi terdapat poin penilaian dari atasan terhadap bawahan (kepala sekolah kepada guru), Hal ini bertujuan untuk memantau kinerja guru apakah sudah sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan atau belum pada proses pelaksanaan kegiatan penelitiannya.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Risma Riskiyani, Ristya Rahma Azzahra, Rival Nur Ihsan, Robbi Mauizzatul Hikmah, dan Ruwa Nofta Sabilla.

5 komentar untuk "Kesalahan yang Menyebabkan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak"

  1. Bentuk penulisan kalimat ilmiah yang baik itu seperti apasih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penulisan kalimat ilmiah yang baik adalah kalimat tersebut ditulis secara jelas, dengan menghindari detail yang tidak perlu, dan ditulis secara sederhana dengan menggunakan bahasa langsung dan menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang tidak jelas atau rumit.

      Hapus
  2. Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bentuk teknik penulisan yang dirancang untuk mengkomunikasikan informasi ilmiah kepada ilmuwan lain melalui suatu prosedur penulisan tertentu yang sifatnya baku dan universal.

    BalasHapus
  3. Seberapa penting catatan penelitian dalam dunia ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain untuk mengkomunikasikan hasil penelitian yang sudah jadi, karya tulis ilmiah juga menjadi dasar para ilmuan atau pembaca untuk mengemukakan suatu pendapat, pandangan, dan kritik lebih lanjut terhadap sesama profesional dan akademisi dalam berkomunikasi meskipun terpisah oleh jarak dan waktu. Namun, Hal yang paling penting adalah karya ilmiah yang telah ditulis oleh seorang peneliti tersebut dapat menjadi dokumentasi atau catatan permanen dari karya ilmiah yang telah diselesaikan oleh seorang peneliti dalam kegiatan penelitiannya.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -