Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas dan Pengertiannya

Di bagian ini, akan dimembahas mengenai hakikat Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya disebut PTK) secara utuh. Keutuhan PTK dapat dipahami dari segi pengertian, prinsip-prinsip umum, karakter, alur logika, model-model PTK, sasaran atau objek, syarat bagi guru yang ingin melakukan PTK, dan prosedur melakukan PTK. Dengan memahami semua komponen tersebut diharapkan para tenaga pendidik dapat memahami dan melaksanakan PTK secara utuh. Setelah membaca bagian dari artikel ini, diharapkan dapat memahami segala hal yang berkaitan dengan PTK, terutama segi-segi yang telah disebutkan.

Sebelum mempelajari materi tentang Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas dan Pengertiannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Penelitian Berdasarkan Tujuannya, Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasinya, dan Penelitian Pustaka dan Lapangan Beserta Pengertiannya.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari makna yang disadur dalam bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang artinya action research (penelitian dengan tindakan) yang kegiatannya dilakukan dalam 'kelas'. berikut ini pendapat dari beberapa para ahli tentang Penelitian Tindakan Kelas.

Arikunto

Seorang ahli dibidang ini, yaitu Arikunto (2006) menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis, yaitu:
  • Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
  • Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam Penelitian Tindakan Kelas atau PTK, gerakan atau aktivitas ini lebih dikenal dengan sebutan siklus kegiatan atau siklus aktivitas peserta didik.
  • Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tetapi, selama ini telah terjadi kesalahpahaman tentang PTK, khususnya pada istilah 'kelas' dan 'tindakan'. 'Kelas' dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipahami sebagai ruang tertutup yang dilengkapi dengan meja, kursi, dan papan tulis, serta menjadi rangkaian dari bangunan gedung sebuah sekolah. Padahal, yang dimaksud 'kelas' dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah 'tempat' dimana terjadi proses belajar mengajar. Tempat belum tentu berbentuk kelas, tetapi sebaliknya, kelas (dalam artian fisik) pasti merupakan tempat.

Pada Penelitian Tindakan Kelas, yang menjadi inti dari kegiatan penelitian adalah 'tempatnya', bukan kelasnya. Jadi, jika disebuah tempat atau lapangan, taman, atau emperan rumah terdapat sekelompok peserta didik yang sedang belajar bersama dan diajar oleh seorang guru, maka tempat tersebut telah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai 'kelas'. Dengan demikian, PTK dapat dilakukan diberbagai tempat (tidak harus di dalam ruang kelas) asalkan disitu terdapat sekelompok peserta didik yang belajar bersama dan diajar oleh guru yang sama pula.

Secara lebih tegas, Suharsimi menyebutkan bahwa akan lebih baik jika PTK disebut dengan istilah Penelitian Tindakan (PT) saja, tanpa mencantumkan 'kelas' didalamnya, sebab PTK juga dapat dilakukan di luar ruang kelas. Bayangkan jika PTK dilaksanakan oleh guru olahraga, guru kimia, guru praktik yang menggunakan kegiatan lapangan, laboratorium, dan bengkel sebagai kelasnya?

Kesalahpahaman lain terkait PTK adalah pada kata 'tindakan'. Selama ini, tindakan yang dilakukan guru banyak yang 'salah kaprah'. Artinya, banyak guru yang merasa bahwa dirinya telah melakukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran, padahal sesungguhnya guru tersebut belum 'bertindak' atau 'melakukan tindakan'. Misalnya, guru memberi tugas tertentu kepada peserta didik, tidak hanya satu tugas melainkan tugas dalam jumlah yang sangat banyak. Kemudian, guru menuliskan apa yang telah ia lakukan tersebut (yakni, memberi tugas kepada peserta didik) dalam laporan PTK. Inilah bentuk 'salah kaprah' terhadap pemahaman kata 'tindakan' dalam PTK.

Bagaimana cara memahami 'tindakan' yang benar dalam PTK? cara yang benar yaitu guru melaporkan tindakan yang dilakukan peserta didik atau para murid ketika guru melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Jadi, tindakan peserta didiklah yang dilaporkan, bukan instruksi guru yang disampaikan kepada peserta didik yang menjadi laporan hasil tindakan dalam PTK.

Baca Juga:

Contoh, guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mengukur luas bangunan jajar genjang. Maka, hal yang dilaporkan guru dalam PTK adalah aktivitas peserta didik dalam menjumlahkan, mengalikan, ataupun juga berbagai kegiatan ukuran yang tertera dalam proses pengukuran luas bangun jajargenjang tersebut, serta sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menggunakan rumus-rumus jajar genjang.

Dengan demikian, proses belajar peserta didik dan hasil belajar yang didapatkan dapat diketahui secara empiris, sehingga guru juga dapat 'mendiagnosis' berlangsungnya proses pembelajaran. Dari sini, guru dapat melihat kelemahan dan kelebihan pola pembelajaran yang telah diterapkan selama ini serta mampu mengambil tindakan-tindakan selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Inilah tujuan dari PTK yang sesungguhnya, yakni peningkatan proses belajar peserta didik.

Carr dan Kemmis

Sedikit berbeda dengan pengertian sebelumnya, Carr dan Kemmis (McNiff,991) mendefinisikan PTK sebagai berikut:

"Action research is a form of self-refective enquiry undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of their own social or educational practices, their understanding of these practices, and the situation (and institution) in which the practices are carried out."

Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa poin penting yang dapat digarisbawahi dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, yakni:
  • PTK adalah suatu bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
  • PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
  • PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.
  • Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Dari keempat ide pokok yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya, yaitu guru, peserta didik, dan kepala sekolah, dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan diberbagai aspek pembelajaran. Dengan kata flain, PTK adalah percermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Dalam buku yang dibuat oleh Suyadi (2012), PTK mempunyai karakter tersendiri jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakter tersebut adalah sebagai berikut:

Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan di dalam kelasnya. Dengan kata lain, guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan tersebut. Dengan demikian, PTK menjadi khas jika hanya dilakukan dan diprakarsai oleh guru kelas, bukan oleh pihak lain.

Atas dasar ini, guru yang ingin melakukan tindakan kelas paling tidak harus mempunyai panggilan jiwa untuk turut berjuang memperbaiki kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu. Tanpa adanya panggilan jiwa ini, seorang guru tidak akan peka dengan berbagai persoalan pendidikan. Ia akan merasa seolah-olah tidak ada persoalan apa pun di dalam praktik pembelajaran yang ia lakukan. Akibatnya, ia tidak akan pernah tergerak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam PTK, guru memang dituntut untuk turut berperan aktif. Inilah salah satu ciri khas yang membedakan antara PTK dengan penelitian lain, yang biasanya dilakukan oleh peneliti dari luar lingkungan 'kelas'.

Sekadar contoh, seoarang guru merasa bahwa dalam daftar hasil nilai ulangan harian matematika, khususnya materi tentang himpunan, hanya ada 30% peserta didik yang mencapai nilai diatas rata-rata. Sedangkan 70% sisanya mendapatkan nilai dibawah rata-rata, padahal materi tersebut telah dijelaskan berulang kali. Atas dasar ini, sang guru kemudian melakukan refleksi atau perenungan mengapa hal itu bisa terjadi. Kemudian, tumbuh minat dari guru tersebut untuk melakukan penelitian terkait cara-cara apa saja yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil ulangan matematika tersebut. Penelitian yang demikian itulah yang disebut dengan PTK.

Pendek kata, salah satu ciri khas penelitian dapat dikategorikan kedalam PTK adalah adanya persoalan yang dirasakan atau diketahui guru, kemudian sang guru memutuskan untuk bertindak (melakukan tindakan), guna menemukan cara untuk mengatasinya.

Refleksi diri merupakan ciri khas PTK yang paling esensial. Refleksi ini sekaligus juga membedakan antara PTK dengan penelitian pada umumnya yang menggunakan responden atau populasi secara objektif dalam mengumpulkan data. Dalam PTK, pengumpulan data sering kali diawali dan dilakukan dengan melakukan refleksi diri. Refleksi yang dimaksud disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan lain sebagainya. Sebagaimana disebutkan oleh Schmuck dalam Suyadi (2012), guru seperti melihat dirinya di dalam sebuah cermin, melihat tentang berbagai tindakan yang telah dilakukan dan diharapan atas tindakan tersebut.

Atas dasar proses refleksi yang telah dilakukan tersebut, guru dimungkinkan untuk melakukan instrospeksi pada diri sendiri, utamanya terkait kekurangan atau kelemahan serta kelebihan dari pola pembelajaran yang telah ia praktikkan selama ini. Kemudian, dari situ seorang guru akan berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut dengan tetap melanjutkan dan menyempurnakan apa yang telah menjadi kelebihannya.

Dengan demikian, data dalam kegiatan PTK dikumpulkan dari praktik pembelajaran sendiri, bukan dari pihak lain. Bahkan, untuk menemukan data yang akurat, guru harus terlibat langsung dalam praktik pembelajaran. Dengan demikian, PTK harus dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, bukan dikelas lain dimana ia tidak mengajar didalamnya. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru sebenarnya memiliki peran ganda, yakni sebagai peneliti disatu sisi dan sebagai pengajar disisi yang lainnya. Walaupun demikian, kedua peran tersebut sebaiknya tidak boleh saling mengganggu dan mengacaukan selama proses PTK. Artinya, guru yang sedang melakukan PTK tidak boleh mengubah kebiasaan proses pembelajaran sebelum ada temuan baru yang merekomendasikan harus ada perubahan pada pola pembelajaran tersebut.

Memang, dalam hal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, guru dapat lebih leluasa, dan terkesan juga lebih bebas dalam pengumpulkan data karena hanya didasarkan pada refleksi dirinya sendiri dalama kegiatan pembelajaran, bahkan metode pengumpulan data dalam PTK juga terkesan lebih longgar daripada metode pengumpulan data dalam penelitian-penelitian lain pada umumnya. Tetapi, seorang guru juga harus tetap menggunakan alur logika yang jelas dan prosedur yang sistematis dalam melaksanakan PTK. Misalnya saja, seorang guru merasakan ada problem yang berkenaan dengan rendahnya penguasaan rumus-rumus matematika pada peserta didik yang ia ampu. Maka, ketika guru tersebut hendak melakukan PTK, metode pengumpulan data harus dilakukan melalui proses refleksi yang sistematis dan alur logika yang prosedural.

Berikut ini adalah contoh refleksi yang dimaksud.
  • Apakah penjelasan yang diberikan membingungkan peserta didik?
  • Apakah penyampaian materi terlalu cepat dalam menjelaskan rumus-rumus matematika?
  • Apakah guru telah memberi kesempatan bertanya yang cukup kepada peserta didik?
  • Apakah guru telah memberi soal-soal latihan yang memadai?
  • Apakah soal-soal tersebut telah dikoreksi semuanya dan memberi catatan-catatan kesalahan yang dilakukan peserta didik?
  • Apakah bahasa yang digunakan dapat ditangkap dengan jelas oleh seluruh peserta didik?

Melalui berbagai pertanyaan refleksi yang ditujukan kepada diri seorang guru tersebut, maka guru dapat menemukan penyebab dari berbagai perasaan yang dihadapi. Ketika penyebab masalah itu telah ditemukan, maka solusi atau pemecahan atas masalah tersebut bisa mulai dicari. Orang bijak bilang bahwa menemukan penyebab dari sebuah persoalan sama halnya dengan telah menemukan 50% dari solusi yang diinginkan. Dalam hal ini, pihak yang paling jujur dalam mengungkapkan berbagai penyebab tersebut adalah pihak pengamat (kolaborator) dan bukan guru itu sendiri. Sebab, sering kali penyebab masalah tersebut tidak hanya bersumber dari anak-didik, tetapi juga termasuk dari gurunya sendiri.

Sering kali seorang guru kurang suka untuk bisa mengakui dirinya sendiri sebagai sumber masalah. Oleh karena itu, diperlukan adanya pihak kolaborator (teman sejawat atau dosen LPTK) yang bertugas untuk mengamati berjalannya proses pembelajaran agar sumber masalahnya dapat ditemukan secara jujur dan objektif, baik itu berasal dari peserta didik maupun guru kelas. Inilah yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas secara kolaboratif.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam 'kelas' sehingga fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan peserta didik melalui interaksi. Makna 'Kelas' yang dimaksud dalam kalimat ini tidak hanya sebatas pada lingkungan fisik ruangan, namun Kelas yang dimaksud sesungguhnya adalah semua 'tempat' dimana proses pembelajaran terjadi antara guru dan peserta didik ketika melakukan proses belajar mengajar atau saling berinteraksi. Jadi, boleh-boleh saja bila PTK dilakukan di ruang terbuka, seperti dalam pelajaran olahraga yang dilakukan dilapangan, atau ditaman ketika peserta didik sedang melakukan diskusi agar tidak jenuh terus-menerus di dalam kelas.

Yang terpenting dalam PTK bukanlah kelas atau ruangnya, tetapi fokus perhatian penelitian kepada proses pembelajaran dalam bentuk interaksi antara guru dan peserta didik. Sebab, tujuan utama penelitian ini adalah untuk perbaikan pembelajaran yang kaitannya dengan interaksi antara guru dan peserta didik itu sendiri, bukan terhadap yang lain.

PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. Esensi PTK adalah untuk memperbaiki pola pembelajaran secara terus-menerus. Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi siklus selanjutnya. Dimana hasil pada siklus berikutnya seharusnya jauh lebih baik daripada siklus sebelumnya. Jika PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus yang satu ke siklus yang lain, maka akan ditemukan model pembelajaran yang tebaik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa henti.

15 komentar untuk "Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas dan Pengertiannya"

  1. Balasan
    1. Arikunto, Suharsimi, et al. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

      Hapus
    2. Mc. Niff, J. (1992). Action Research Principles and Practice. Kent: Mackays Of Chathan PLC.

      Hapus
    3. Suyadi. (2012). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. DIVA Press. Jogyakarta.

      Hapus
  2. Apakah PTK selalu berkaitan dengan dunia pendidikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika melihat bentuk pelaksanannya, di Indonesia kebanyak PTK memang selalu berkaitan dengan dunia pendidikan. Tapi saya sendiri kurang memahaminya,

      dari beberapa referensi yang saya coba temukan dibeberapa jurnal asing, saya sendiri belum menemukan istilah PTK tersebut secara global. Tapi, istilah lain yang saya temukan adalah "penelitian tindakan".

      dimana, dari sumber yang saya temukan, mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah:

      Penelitian tindakan adalah sistematik inquiri yang mencari pembuktian isu sosial yang berdampak dalam kehidupan untuk setiap orang. Dalam sejarahnya, istilah "penelitian tindakan" telah lama berasosiasi dengan penelitian yang dikerjakan oleh Kurt Lewin, yang melihat metodologi penelitian tersebut sebagai sesuatu yang berulang, dinamis, dan berkolaborasi terhadap alam sekitar.

      Melalui siklus perulangan tersebut, perencanaan, pengamatan, dan refleksi, baik itu individu ataupun kelompok yang terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan dapat mengimplementasikan perubahan yang diperlukan untuk suatu perubahan sosial. Untuk memperluas gagasan ini, Kemmis dan McTaggart (1988) memandang bahwa penelitian tindakan sebagai suatu proses kolaboratif yang dilakukan oleh mereka yang memiliki perhatian yang sama.

      Selain itu, disarankan juga bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penyelidikan yang reflektif kolektif, yang dilakukan oleh peserta dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktik pendidikan sosial bagi diri mereka sendiri, serta pemahaman terhadap praktik dan situasi dimana kegiatan praktik itu dilakukan.

      Pentingnya penelitian tindakan
      Setelah memasuki dunia kerja, ada kesempatan terbatas bagi beberapa orang untuk dapat terlibat dalam suatu kegiatan refleksi kritis tentang praktik edukatif bagi diri mereka sendiri. Dimana dalam dunia profesi yang semakin lama semakin menantang, kebutuhan akan guru, administrator, dan sistem sekolah untuk terlibat dalam kegiatan pengembangan profesional akan selalu ada.

      Mengambil bagian dalam kegiatan penelitian tindakan juga perlu mempersiapkan tenaga profesional yang bekerja pada sistem pendidikan tersebut, dengan menggunakan suatu pendekatan yang reflektif sistematis untuk menangani bidang kebutuhan dalam domain kerja masing-masing.

      Hapus
  3. Penelitian tindakan dalam dunia pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting karena dapat meningkatkan proses belajar mengajar serta meningkatkan kemampuan guru dalam proses pengajaran. Dimana dalam kegitan PTK tersebut diharapkan pengajar dan peserta didik dapat menyumbangkan pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan praktis, dan informasi pengetahuan yang lebih baik. Oleh karena itu, para pendidikan dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk meningkatkan kompetensi dan proses belajar mengajar.

    BalasHapus
  4. Saya juga pernah mencari istilah PTK tersebut dalam beberapa literatur asing, tapi yang kebanyak saya temui adalah istilah "action research" atau "educational research". Mungkin beberapa yang pernah membaca laman ini bisa memberikan pencerahan kepada saya!!

    BalasHapus
  5. Terlepas dari karakteristiknya seperti yang dijelaskan pada materi, karakteristik sebenarnya dari kegiatan Penelitian Tindakan (kelas) itu apa sih? bisa dijelaskan lebih rinci ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bantu jawab, Mungkin jika kegiatan tersebut hanya dipandang sebagai suatu bentuk Penelitian Tindakan (bukan PTK), maka secara umum dapat dipahami bahwa,

      Penelitian Tindakan merupakan proses sistematis multi tahapan yang sifatnya berputar atau berulang, yang tujuannya adalah untuk mencari peningkatan praktis terhadap implementasi dari perubahan bertahan dari informasi. Penelitian tindakan tidak dilakukan secara perpisah, tetapi dapat dilakukan secara bersamaan guna mencari peluang untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dengan agen-agen atau kegiatan penelitian lainnya.

      Karakteristik penelitian tindakan dengan tahapan yang jelas itu sendiri, meliputi:

      1. Pertimbangan dari tindakan yang terdiri dari refleksi dan penyelidikan.

      2. Implementasi dari aksi untuk peningkatan dalam hal praktik individu.

      3. Penggunaan koleksi data pada suatu tindakan.

      4. Review dari suatu tindakan melalui pertimbangna dari berbagai data.

      5. Identifikasi dari peluang lebih lanjut untuk peningkatan intervensi.

      Dari setiap tahapan tersebut, peneliti kemudian dapat mempelajari dan mengkaji ulang ke dalam tahapan prosesnya. Dimana, dalam proses pembelajarannya juga terjadi proses belajar tentang suatu kegiatan praktik dan juga dilaksanakan secara praktik.

      Penelitian tindakan juga merupakan bentuk penelitian dari suatu inquiri praktikal, dimana dalam prosesnya juga membuat suatu proses perubahan pada kegiatan praktik dan teori yang telah diinformasikan oleh suatu teori lain yang bertujuan untuk menghasilkan suatu wawasan yang baru.

      Hapus
  6. PTK itu adalah suatu metodologi, yang artinya PTK itu menyediakan suatu framework pendekatan tahapan dari kegiatan penelitian. Framework tersebut memberikan kemampuan untuk melihat atau memahami proses penelitian yang kita lakukan, dimana dampaknya mungkin dapat untuk mengubah suatu hasil penilaian, memacau untuk melakukan kegiatan penelitian lanjutan yang gunanya untuk mengimplementasikan dan mengevaluasi tahapan tindakan dan melakukan artikulasi proses belajar dari suatu proses. Jika seorang peneliti selalu bekerja dalam suatu proses science murni, dan biasa berurusan dengan sautu fakta ilmiah dengan perhatian utamanya adalah untuk menemukan apakah sesuatu itu bernilai "benar atau salah" atau melakukan intervensi terhadap suatu hal apapun, maka jika pemahaman tersebut diterapkan pada konsep penelitian PTK hasilnya mungkin agak aneh atau tidak memberikan suatu bentuk pemahaman yang jelas.

    BalasHapus
  7. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian yang mengikuti suatu pola, atau perulangan, yang selalu melibatkan proses perencanaan, dimana setelah dilakukan perencanaan tahapan selanjutnya adalah membuat suatu perubahan dan melakukan review terhadap situasi hasil pembelajaran secara umum. Terdapat banyak model dari penelitian tindakan yang membuat tahapan utamanya terbagi menjadi beberapa tahapan lain yang lebih kecil. Dapat disadari bahwa terdapat suatu kemiripan antara model penelitian tindakan dengan model refleksi, hal ini dikarenakan kedua aktivitas tersebut merupakan bagian dari pendekatan untuk pengembangan tahapan praktik dari kegiatan penelitian tindakan. Juga, jika dibandingkan dengan tindakan praktif refleksi, penelitian tindakan tahapannya jauh lebih terencana, lebih formal, cenderung memilik audiens dan kegiatannya dilakukan secara lebih jarang. Berbeda dengan kegiatan refleksi yang pada prosesnya melibatkan banyak pengumpulan data.

    BalasHapus
  8. PTK itu merupakan penelitian yang berkaitan dengan proses pelatihan. Biasanya kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh kita sendiri. Dimana PTK tersebut harus memberikan suatu manfaat, baik bagi diri sendiri, rekan sejawat, serta suatu instansi tertentu. Setiap kali dilakukan PTK biasanya selalu berkaitan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang didalamnya terdapat tahapan kegiatan, pengembangan minat, dan prioritas dalam melakukan PTK itu sendiri.

    BalasHapus
  9. Penelitian tindakan mempercayai bahwa dunia dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Peneliti dapat memahami bahwa dunia yang ditinggali sekarang merupakan suatu hal yang sifatnya komplek dan kacau. Peneliti berusaha memahami dan membuat suatu gerakan aksi dalam lingkungan dimana terdapat banyak sekali peluang yang mungkin terjadi. Penelitian tindakan tidak diawali oleh sebuah opini bahwa terdapat suatu cara untuk melihat sudut pandang dunia dan dapat ditemukan berbagai solusi dari sudut pandang tersebut. Dalam prosesnya, penelitian tindakan mencoba mencapai suatu keputusan dan cara yang dimulai dari suatu temuan dan suatu pertimbangan yang bernilai benar.

    BalasHapus
  10. Penelitian tindakan umumnya berasosiasi dengan dunia pendidikan dan dunia kesehatan, namun kegiatan tersebut juga bisa ditemukan dalam bidang agrikultur, international development, dan penelitian dalam dunia manajemen. Coba lakukan beberapa pencarian lain terkait bidang disiplin ilmu yang berkaitan dengan penelitian tindakan!!!

    BalasHapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -