Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Etika Penyuntingan PTK Menjadi Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah merupakan elemen sentral yang digunakan untuk memastikan integritas proses komunikasi ilmiah dan akuntabilitas pihak-pihak tertentu, seperti pengarang, publisher, dan pembaca (Tandon, 2014) dapat berjalan dengan baik dan saling terhubung satu sama lain. 

Sebelum mempelajari materi tentang Etika Penyuntingan PTK Menjadi Jurnal Ilmiah, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Kesalahan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas, Kriteria dan Etika Ilmiah Penulisan Penelitian Tindakan Kelas, dan Ketentuan Teknis Penelitian Tindakan Kelas.

Sebuha jurnal yang telah selesai dibuat, sebelum dipublikasikan, jurnal ilmiah tersebut harus dilakukan review oleh para ahli terlebih dahulu sebelum jurnal tersebut dipublikasikan kepada komunitas ilmiah.

Jurnal ilmiah adalah kumpulan publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam periode waktu tertentu, yang biasanya setiap enam bulan sekali, namun adapula yang terbit setiap sebulan sekali. Hampir sebagian besar jurnal ilmiah yang terbit memang berasal dari kalangan akademisi perguruan tinggi namun tidak menutup kemungkinan berasal dari jenjang pendidikan atau instansi lain yang berbeda. Begitu pula bagi para tenaga pendidik atau guru yang berada di tingkat sekolah dasar atau menengah untuk melakukan publikasi pada jurnal-jurnal ilmiah. Berikut akan dibahas bagaimana cara melakukan penyuntingan laporan hasil penelitian agar bisa menjadi artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah.

Penulisan Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah yang akan diterbitkan atau dipublikasikan biasanya memiliki aturan penulisan dalam proses pembuatannya. Setiap lembaga atau instansi memiliki aturan tata tulisnya masing-masing dalam pembuatan jurnal ilmiah. Oleh karena itu, penting dan juga perlu untuk diperhatikan dimana karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya akan dipublikasikan. Secara garis besar ada beberapa aturan umum dalam pembuatan jurnal atau artikel ilmiah, namun demikian, aturan-aturan ini bukanlah aturan baku yang bersifat mengikat, mengingat setiap lembaga punya aturannya masing-masing dalam proses penulisan jurnal ilmiah. 

Adapun aturan-aturan penulisan karya ilmiah tersebut adalah sebagai berikut:
  • Judul artikel ilmiah dalam jurnal, bagian judul dari jurnal atau artikel ilmiah bisa dibuat sama dengan hasil karya ilmiah dari hasil penelitian sebelumnya atau sesuai dengan judul PTK yang telah dibuat peneliti saat ini.
  • Daftar nama penulis pertama beserta daftar nama-nama lainnya yang terlibat dalam pembuatan karya ilmiah PTK harus dicantumkan atau disertakan pada laporan ilmiah.
  • Pemberian abstrak merupakan bagian penting dari sebuah artikel atau jurnal ilmiah, karena abstrak adalah bagian yang paling banyak dibaca oleh para pembaca (Taback dan Krzyzanowska, 2008).
  • Isi artikel pada jurnal ilmiah terdiri dari pendahuluan, metodologi penelitian, hasil penelitian, kesimpulan dan saran. Bagian tubuh atau bagian isi artikel berisi tentang penjelasan secara garis besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pendahuluan artikel berisi tentang latar belakang masalah yang dijadikan bahan untuk penelitian sesuai dengan rumusan masalah pada kegiatan penelitian. Metodologi pada laporan atau artikel ilmiah menjelaskan tentang metode-metode apa saja yang dilakukan atau diterapkan pada saat kegiatan penelitian, beserta sarana prasarana dan urutan teknis dari mulai persiapan hingga hasil penelitian tercapat. Hasil penelitian berisi informasi berupa penjelasan statistik, atau narasi hasil penelitian yang dicapai, apakah hasil dari kegiatan penelitian sudah sesuai dengan tujuan penelitian atau tidak. Kesimpulan dan saran artikel berisi informasi yang dapat ditarik atau disimpulkan dari hasil penelitian, beserta saran yang dapat dilakukan atau diterapkan untuk penelitian selanjutnya.
  • Daftar pustaka, adalah bagian terakhir dari artikel atau jurnal ilmiah yang berisi daftar referensi baik itu kutipan ahli, kutipan gambar, atau kutipan informasi lainnya yang dipergunakan dalam penulisan artikel ilmiah (bukan kutipan dari hasil penelitian PTK sebelumnya). Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan ketentuan penulisan yang telah ditetapkan oleh instansi tempat publikasi jurnal.

Baca Juga:

Revisi Laporan Hasil Penelitian

Setiap laporan ilmiah atau PTK yang akan dipublikasi di jurnal ilmiah harus dilakukan revisi terlebih dahulu. Revisi merupakan proses untuk mempersiapkan naskah atau artikel yang sudah siap cetak atau terbit sesuai dengan aturan penulisan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang meliputi ejaan, diksi, dan struktur kalimat. Dalam proses revisi artikel, tidak menutup kemungkinan untuk ditemukan banyak sekali kesalahan ataupun bagian-bagian yang harus di-edit, atau bahkan dihilangkan sedemikian rupa dari hasil laporan penelitian, namun tetap menjaga keaslian dari isi informasi hasil penelitian yang telah dibuat itu sendiri. Hal ini dikarenakan jumlah halaman yang tersedia dalam sebuah jurnal setiap kali publikasi adalah terbatas. Jika artikel yang ingin dipublikasi dalam suatu jurnal jumlahnya terlalu banyak lembarannya, maka artikel ilmiah atau laporan penelitian yang telah diajukan sebelumnya dapat ditolak oleh pihak penerbit jika tidak dilakukan revisi oleh diri peneliti itu sendiri.

Setiap media jurnal pasti memiliki tim verifikatornya masing-masing dalam melakukan revisi jurnal. Standar revisi setiap media publikasi ilmiahpun berbeda-beda bergantung dimana peneliti akan melakukan penerbitan karya ilmiahnya. Hampir Sebagian besar tim verifikator dari suatu media jurnal tidak akan mau menerima sebuah naskah artikel yang sifatnya masih mentah atau belum disesuaikan sama sekali dengan standar penulisan pada jurnal tempat peneliti akan melakukan publikasi karya ilmiah. Oleh karena itu, setiap laporan penelitian seperti PTK, sebaiknya dibuat ulang sesuai dengan standar penulisan tempat publikasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti, supaya tim verifikator dapat tertarik untuk membaca dan melakukan revisi terhadap artikel ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal tersebut. Menurut Tandon (2014) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat sebuah artikel ilmiah direvisi atau di-review untuk dipublikasi di jurnal ilmiah, yakni sebagai berikut:

Saat melakukan revisi keseluruhan artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apa isu penting yang ingin diselesaikan atau dibahas pada artikel yang akan dibuat?
  • Seberapa besar tingkat orisinalitas dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh diri peneliti?.
  • Masalah etika dalam membuat artikel. Apakah artikel yang dibuat tersebut menyinggung kepentingan suatu pihak atau tidak?
  • Aturan dan gaya penulisan.

Saat melakukan revisi judul artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah judul yang dibuat tersebut sudah spesifik dan merefleksikan isi dari karya ilmiah secara keseluruhan atau tidak.

Saat melakukan revisi abstrak artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apakah penulisan abstrak sudah sesuai dengan batasan jumlah kata yang telah ditentukan oleh tempat publikasi jurnal? Sebuah abstrak biasanya hanya dibatasi sebanyak 200 kata dalam sebuah abstrak artikel ilmiah.
  • Apakah isi abstrak sudah sesuai dengan isi artikel secara keseluruhan atau sudah mencerminkan bagian dari isi artikel.
  • Apakah terdapat perbedaan antara abstrak dan isi artikel, baik itu makna yang ambigu atau pun juga pernyataan yang menyebabkan multitafsir dari abstrak terhadap bagian isi artikel penelitian.
  • Apakah abtrak bisa dipahami tanpa perlu membaca isi artikel?
  • Apakah semua pertanyaan yang berkaitan dengan abtrak artikel telah terjawab secara keseluruhan?

Saat melakukan revisi pendahuluan artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apakah isi pendahuluan dibuat secara ringkas?
  • Apakah tujuan dari penelitian sudah dimasukkan ke dalam bagian pendahuluan?
  • Apakah landasan penelitian yang dibuat sesuai dengan PTK yang telah dibuat sebelumnya atau faktor kesenjangan apa atau masalah apa yang ingin diselesaikan pada kegiatan penelitian yang akan dilakukan?
  • Apakah terdapat istilah-istilah baru atau kata-kata khusus pada bagian pendahuluan artikel?
  • Hipotesis apa yang hendak diuji yang disampaikan pada bagian pendahuluan?

Saat melakukan revisi alat dan metodologi penelitian artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apakah rancangan metode penelitian sudah sesuai dan spesifik?
  • Apakah perlu persetujuan dari lembaga tertentu dalam melakukan proses penelitian?
  • Apakah penggunaan metode dan alat telah dideskripsikan secara jelas dalam variabel dependen dan independen, serta analisis statistik yang dipergunakan? metode harus dinyatakan dengan cara yang memungkinkan untuk reviewer dapat mengukur hasil laporan penelitian secara tepat.
  • Jika penelitian telah menyediakan sebuah hipotesis, apakah metode yang dirancang harus sesuai dengan yang dipergunakan dalam pengujian hipotesis?

Saat melakukan revisi kesimpulan, tabel, dan gambar artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apakah kesimpulan sudah dijelaskan secara jelas?
  • Apakah media presentasi yang digunakan selaras dengan metode penelitian yang dipakai?
  • Apakah penggunaan tabel, gambar, dan grafik sesuai dan memadai dalam artikel ilmiah?
  • Apakah tabel dan gambar telah diberi label yang sesuai, dan apakah label tersebut memiliki makna atau arti terhadap isi artikel?

Saat melakukan revisi pembahasan atau kesimpulan artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah;
  • Apakah isi pembahasan ringkas dan jelas?
  • Apakah ada pernyataan yang jelas mengenai temuan hasil penelitian?
  • Apakah telah dijelaskan mengenai hasil temuan baru dalam penelitian?
  • Apakah jelas bagaimana sebuah penelitian yang dilakukan cocok dan tidak cocok terhadap literatur yang ada saat ini?
  • Bagaimakah hasil temuan yang berbeda dijelaskan?
  • Adakah cacatan kelebihan dan kekurangan pada penelitian?
  • Apakah kesimpulan yang dijelaskan sudah jelas dan ringkas mengenai implikasi dari hasil penelitian dan tahap yang akan dilakukan selanjutnya? jika ada!
  • Apakah penjelasan kesimpulan sudah jelas dan tidak berlebihan atau bahkan tidak pantas untuk ditambahkan pada hasil kesimpulan?

Saat melakukan revisi daftar pustaka artikel ilmiah, hal yang perlu diperhatikan adalah:
  • Apakah daftar pustaka sudah mengikuti ketentuan format jurnal yang diikuti?
  • Apakah daftar pustaka mengandung konten atau daftar referensi yang rusak?
  • Apakah semua daftar refensi yang relevan telah dimasukkan ke dalam daftar pustaka? atau adakah referensi yang terlupakan?
  • Apakah poin utama dari kutipan artikel sudah dikutip secara benar?
  • Apakah terdapat daftar pustaka yang berlebihan daripada yang dibutuhkan?

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Ruwa Nofta Sabilla, Sabrina Azmi Kamila, Saddam Bagas Valentino, Salsabila Oktaviana Putri, dan Salsabilla Josi Dania.

9 komentar untuk "Etika Penyuntingan PTK Menjadi Jurnal Ilmiah"

  1. Balasan
    1. Taback, N. dan Krzyzanowska, M. K. (2008). A Survey of abstracts of high-impact clinical journals indicated most statistical methods presented are summary statistics. Elsevier: Journal of Clinical Epidemiology. Vol. 61: 277-281.

      Hapus
    2. Tandon, R. (2014). How to review a scientific paper. Elsevier: Asian Journal of Psychiatry. Vol. 11: 124-127.

      Hapus
  2. Apa yang dimaksud dengan etika penyuntingan karya ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebuah etika yang dimiliki oleh editor untuk memastikan bahwa sebuah publikasi ilmiah tidak memiliki masalah penulisan apapun ketika diterbitkan dalam sebuah media publikasi ilmiah. Pengeditan ilmiah memiliki banyak aspek dalam prosesnya. Tidak seperti proses pengeditan sederhana, pengeditan ilmiah bertujuan untuk meningkatkan kualitas ilmu yang disajikan beserta bahasa naskah yang digunakan dalam suatu media publikasi.

      Hapus
  3. Apakah science memang harus selalu disajikan secara beretika?

    BalasHapus
    Balasan
    1. YA.

      Etika merupakan bagian integral dari science. Sama seperti science itu sendiri, etika menuntut seorang peneliti untuk selalu konsisten dan benar secara empiris dalam interpretasinya terhadap tindakan yang dilakukannya dalam kegiatan ilmiah apapun. Etika dan science adalah dua hal yang berbagai tujuan untuk memahami tindakan seorang ilmuwan dalam memanipulasi pengetahuan yang ada di dunia nyata.

      Hapus
  4. Kenapa etika begitu penting dalam dunia ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Etika berfungsi sebagai panduan untuk kehidupan moral sehari-hari dam membantu peneliti melakukan penilaian terhadap tindakannya, apakah dapat dibenarkan atau tidak. Etika mengacu pada cara pandang yang benar oleh masyarakat terhadap cara menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui proses penetapan aturan, penetapan prinsip, dan penetapan nilai yang dapat menjadi dasar perilaku bagi seorang ilmuwan ataupun individu.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -