Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kriteria dan Etika Ilmiah Penulisan Penelitian Tindakan Kelas

Penilaian Tindakan kelas atau PTK sebagai karya ilmiah harus memenuhi kriteria karya tulis ilmiah atau KTI yang baik dan benar. Dalam Panduan Penysunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), sebagaimana yang disebutkan oleh Surhardjono dalam Dierjen Dikti (2005). Dengan mencermati pedoman penulisan karya ilmiah dari instansi masing-masing. Kiranya para guru dapat melakukan evaluasi dan koreksi terhadap laporan hasil penelitian yang dibuat apakah telah sesuai dengan pedoman atau belum.


Sebelum mempelajari materi tentang Kriteria dan Etika Ilmiah Penulisan Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Kesalahan Khusus Penelitian Tindakan Kelas, Kesalahan yang Menyebabkan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak, dan Kesalahan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas.

Sikap atau etika, Menurut definisi dalam dunia psikologi adalah bentuk ringkasan evaluasi dari objek psikologis yang kemudian ditangkap ke dalam dimensi atribut baik dan buruk, merugikan dan menguntungkan, menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta disukai dan tidak disukai (Ajzen, 2001). Sikap merupakan alternatif dari kecenderungan psikologis yang diekspresikan melalui evaluasi entitas tertentu melalui beberapa tingkatan suka atau tidak suka (Eagly & Chaiken, 1993). Sikap ilmiah atau etika ilmiah pada dunia pendidikan atau pendidikan sains adalah istilah yang mengacu kepada 'perilaku' pada kegiatan penelitian ilmiah (Osborne et al, 2003). Sikap ilmiah atau etika ilmiah adalah hal yang sama pentingnya dalam kegiatan penelitian ilmiah atau riset Penelitian Tindakan Kelas.

Penulisan karya ilmiah memiliki karakter yang berbeda dengan penulisan karya tulis lainnya. Ada bentuk-bentuk etika yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah supaya isi dari karya tersebut dapat meyakinkan para pembacanya. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan penulisan karya ilmiah adalah berkaitan tentang hak, kewajiban, tanggungjawab, dan beberapa aturan-aturan yang memang harus ditaati oleh pembuat karya ilmiah atau peneliti itu sendiri, seperti yang dikemukakan sebagai berikut:

Sikap Jujur 

Jujur atau Kejujuran merupakan sesuatu yang dapat dipahami sebagai bentuk praktik untuk mengatakan kebenaran dan menghindari bentuk penipuan, baik karena kelalaian ataupun dengan maksud untuk menyesatkan. Konsep kejujuran terutama yang berkaitan dengan dunia penelitian, juga telah menarik berbagai bidang disiplin ilmu dan penelitian untuk menerapkannya dalam proses pelaksanaan penelitiannya masing-masing.

Sebagian besar masyarakat, memahami sikap jujur sebagai sebuah tindakan untuk mengatakan segala sesuatu yang sifatnya adalah benar, tetapi pada pemahaman konsepnya sikap jujur adalah sesuatu yang sifatnya jauh lebih kompleks daripada pemahaman awal yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika konsep kejujuran dalam dunia penelitian seperti PTK dianggap merupakan bagian dari konsep kebenaran, maka konsep kebenaran itu sendiri pada dasarnya adalah sesuatu yang masih bersifat subjektif. Oleh karena itu, terkadang sangat sulit untuk dapat menyatakan seseorang telah berprilaku jujur atau sebaliknya, karena pemahaman tentang kejujuran itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pengalaman, faktor perspektif, dan faktor bias dari diri peneliti itu sendiri.

Baca Juga:

Konsep kejujuran juga memunculkan pertanyaan terhadap diri peneliti sendiri, apakah seorang peneliti harus bisa menceritakan segala kondisi yang dihadapi dalam kegiatan penelitian yang dilakukannya atau seorang peneliti juga harus dapat menahan beberapa bentuk informasi tertentu dengan dasar pertimbangan moral. Contoh, jika seorang narasumber dalam kegiatan penelitian ditanya oleh diri peneliti tentang sesuatu hal, maka sebelum menjawab pertanyaan, terlebih dahulu peneliti dapat bertanya apakah narasumber tersebut dapat mempertimbangkan pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti untuk menjawabnya secara jujur, atau sebaliknya dapat memberikan perasaan yang dapat melukai diri narasumber, atau hal sebaiknya informasi yang akan dibagikan tersebut tetap dapat disembunyikan saja oleh diri narasumber itu sendiri. 

Beberapa mungkin juga dapat memutuskan untuk tetap merahasiakan informasi tentang jawaban yang sedang ditanyakan dalam kegiatan penelitian seorang peneliti ataupun tidak, guna mencegah munculnya rasa malu, perasaan luka, ataupun konsekuensi negatif lainnya yang dapat diterima oleh narasumber yang memberikan informasi tersebut kepada peneliti.

Alasan Seorang Peneliti Berbohong

Seorang peneliti atau seorang individu dapat berbohong karena berbagai alasan, yang tujuan utamanya adalah untuk melindungi diri, atau mendapatkan keuntungan dengan cara tertentu dari proses berbohong tersebut.

Terlepas dari motivasi apa yang digunakan oleh seorang peneliti ketika berbohong, sikap tidak jujur atau bohong tetaplah merupakan sebuah sikap yang akan menerima konsekuesi negatif bahkan dapat menjadi sebuah tuduhan serius yang dapat merusak reputasi diri peneliti itu sendiri. Bahkan ketika seorang peneliti telah mengatakan atau menampilkan hasil laporan penelitinya secara jujur, namun tindakan ketidakjujuran yang pernah dilakukannya dimasa lalu akan tetap menurunkan nilai atau rasa percaya individu lain terhadap diri peneliti itu sendiri. 

Sikap tidak jujur sudah pasti akan menyebabkan kesulitan bagi diri peneliti itu sendiri dikemudian hari karena sikap tidak jujur atau berbohong dapat menyebabkan reputasi seorang peneliti dapat ternodai, serta secara tidak langsung juga akan berdampak pada lingkungan sosialnya.

Jujur merupakan sikap individu untuk berkata atau bertindak sesuai dengan norma kebenaran dan aturan, individu yang berani berkata sebenarnya, individu yang berani berbuat benar, melaporkan bentuk perbuatan curang, berani memberikan kesaksian atau perbuatan salah ataupun curang, serta berani mengakui kesalahan (widodo, 2007). Dalam pembuatan karya ilmiah sikap jujur merupakan hal wajib yang harus dimiliki oleh seorang peneliti atau penulis. Sikap jujur dalam hal ini adalah sikap jujur terhadap diri sendiri serta terhadap para pembaca, dimana data yang ditampilkan dalam laporan adalah benar adanya tanpa ada sedikitput rekayasa atau manipulasi data apapun.

Data dan informasi yang dilaporkan dalam tulisan juga harus sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam kehidupan nyata. Karya ilmiah yang dibuat secara jujur adalah karya ilmiah yang dibuat secara jelas dan detail dengan tidak melakukan perubahan apapun terhadap isinya dengan mencantumkan segala sumber kutipan yang digunakan pada proses pembuatan laporan penelitian secara asli dan jelas. Jika dalam kegiatan penelitian dilakukan proses wawancara, maka dalam laporan karya ilmiah juga disertakan identitas nama dari yang diwawancarai, kapan waktu wawancara dilakukan, dan lokasi dilakukan wawancara tersebut. 

Peneliti yang tidak jujur cenderung untuk melakukan manipulasi terhadap data penelitian serta sumber kutipan yang digunakan guna mendukung pendapat atau hasil penelitian yang dilakukannya. Merupakan suatu kewajiban bagi seorang peneliti atau penulis karya ilmiah untuk memiliki sikap jujur di dalam dirinya untuk membuat karyanya yang objektif, guna memberikan suatu pemahaman baru atau kaidah baru dalam dunia ilmu pengetahuan ataupun dunia Pendidikan. 

Objektif

Sebuah karya ilmiah yang dibuat secara objektif artinya karya ilmiah tersebut tidak berisi kalimat yang sifatnya memihak siapapun atau golongan tertentu. Karya ilmiah yang ditulis ditampilkan apa adanya sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, serta tidak berisi kalimat yang sifatnya ajakan atau mengajak untuk memilih atau melakukan sesuatu hal tertentu yang ditulis di dalam laporan penelitiannya. Contoh, sebuah penelitian dengan topik “Penggunaan WC Jongkok dan WC Duduk di Wilayah Timur Indonesia”, maka bentuk kalimat laporan yang dapat disajikan hanya perlu menampilkan kelebihan dan kekurangan dari penggunaan WC jongkok dan WC duduk itu saja. Tidak boleh isi laporan penelitian berisi kalimat persuasi atau ajakan untuk memilih salah satu dari dua produk WC tersebut karena isi laporan akan berubah menjadi tidak objektif (berat sebelah).

16 komentar untuk "Kriteria dan Etika Ilmiah Penulisan Penelitian Tindakan Kelas"

  1. Balasan
    1. Ajzen, I. (2001). Nature and operation of attitudes. Annual Review of Psychology, 52,27-58.

      Hapus
    2. Eagly, A. H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Orlando, FL: Harcourt.

      Hapus
    3. Osborne, J., Simon, S., & Collins, S. (2003). Attitudes towards science: A review of the literature and its implications. International Journal of Science Education, 25, 1049-1079.

      Hapus
    4. Widodo. (2007). Panduan pendidik pembentukan karakter bangsa. Jakarta: Arman-delta selaras.

      Hapus
    5. Direktorat Jendral Pendidikan Tingi. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan kelas (classroom Action Research) Tahun Anggaran 2006. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

      Hapus
  2. Etika ilmiah memang selalu menuntut sikap jujur dan integritas dalam semua tahap praktik ilmiah dan pelaporan hasil. Sistem etika tersebut memandu dalam kegiatan praktik science, mulai dari tahap pengumpulan data hingga tahap publikasi dan seterusnya.

    BalasHapus
  3. Bagaimana cara menggunakan etika dalam dunia ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Penelitian ilmiah harus dilaporkan secara jujur.
      2. Penelitian ilmiah harus mencoba melihat segala sesuatu apa adanya.
      3. Penelitian ilmiah harus dilakukan secara hati-hati.
      4. Hasil penelitiani ilmiah juga harus memberitahukan tentang segala dampak dan resiko apa yang akan terjadi dari kegiatan penelitian ilmiah.

      Hapus
  4. Kenapa etika sangat penting dalam dunia ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa penting, karena norma etika membantu mempromosikan tujuan dari penelitian, seperi pengetahuan, kebenaran, dan menghindari kesalahan. Contoh, larangan untuk memalsukan atau melakukan kesalahan presentasi data penelitian dalam proses penulisan dan publikasi ilmiah.

      Hapus
  5. Secara umum ada berapa tahapan pembuatan penelitian tindakan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada sekitar 7 tahapan utama, yaitu:
      1. Pemilihan fokus penelitian.
      2. Klarifikasi teori.
      3. Identifikasi pertanyaan riset.
      4. Pengumpulan data.
      5. Analisis data.
      6. Melaporkn hasil penelitian.
      7. Mengambil tindakan.

      Hapus
  6. Apa keuntungan dari penelitian tindakan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penelitian tindakan membantu tenaga pengajar untuk berfokus menyelesaikan satu aspek permasalahan dari kegiatan praktis yang ingin ditingkatkan.

      Hapus
    2. Penelitian tindakan membantu para guru untuk beralih dari metode pengajaran konvensional ke metode pengajra yang lebih modern dan efektif sehingga memberikan kepuasan belajar terhadap para peserta didik.

      Hapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -