Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Meningkatkan SoftSkills Pengaruh Didunia Kerja dan Bisnis

Pengaruh merupakan salah satu alat penting dalam mendorong sebuah keputusan bisnis dan interaksi sosial yang ada di dunia kerja. Namun demikian, seperti kata Paman Ben dalam Film Spider-Man "Dalam sebuah kekuatan yang besar, datang pula sebuah tanggung jawab yang besar".


Sebelum lebih lanjut mempelajari materi tentang Cara Meingkatkan SoftSkills Pengaruh di Dunia Kerja dan Bisnis, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Ideologi Pancasila dan Dasar Negara Republik Indonesia, Ide Pokok Paragraf dalam Suatu Kalimat dan Cara Menemukannya, dan Rasa Kepercayaan dalam SoftSkill Bisnis dan Pekerjaan.

Bagaimana cara seorang penipu dapat berhasil mengelabui orang lain hingga mendapat jutaan rupiah? Mengapa ada beberapa orang yang memilih untuk mengikuti seorang pemimpin yang hebat, atau pun yang sebaliknya? Bagaimana seorang CEO bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam sebuah rapat bisnis?

Jawabannya adalah "Pengaruh" (Influence).

Istilah pengaruh juga dapat dipahami dengan beberapa istilah lain, seperti:
  • Kecerdasan emosional
  • Kemampuan Manipulasi
  • Keterampilan sosial

Pengaruh yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya memiliki sisi positif bagi lingkungan kerja ataupun bisnis, tetapi juga memiliki sisi negatif yang dapat digunakan oleh seseorang untuk melakukan tekanan terhadap orang lain agar membuat orang lain membuat sebuah keputusan yang akan berdampak buruk bagi lingkungan ataupun dirinya sendiri.

Untuk mempercayai orang lain, terkadang beberapa orang memerlukan sebuah alasan yang rasional, tetapi pada sebagian yang lain juga ada yang hanya mempercayai orang lain hanya karena alasan emosional, seperti sebuah insting yang dimiliki oleh seekor hewan ketika melihat spesies lain atau objek tertentu. Terkadang, isyarat emosinal dapat cocok dengan sikap kepercayaan kognitif, dimana bisa saja seseorang memberikan orang lain sebuah pengaruh atau intimidasi yang sangat buruk, sehingga orang tersebut terjebak semakin dalam pada suatu perangkap dan manipulasi. Namun juga sebaliknya, seseorang yang terpengaruh tersebut juga bisa melepaskan diri dari perangkap tersebut jika ada dorongan yang kuat untuk melepaskannya.

Seperti sebuah ungkapan yang terkenal di film War Machine, "hajar dulu, tanya kemudian". Mungkin hal tersebut adalah sesuatu yang sangat gegabah, namun pada dasarnya setiap orang memang memiliki insting untuk mempertahankan diri di dalam dirinya, termasuk juga insting untuk melindungi dirinya dari sebuah pengaruh yang buruk.

Namun, tidak semua orang yang memiliki insting tersebut memiliki pola pikir yang sama. Kenapa demikian? karena tidak semua orang pandai untuk membaca sikap atau isi hati orang lain melalui tindakannya. Beberapa ada juga yang memiliki pola pikir yang unik daripada orang-orang pada umumnya. Contoh, seseorang mungkin saja merasa lebih senang jika bertemu orang lain yang tidak dapat dipercaya, seperti pacar yang pandai menggombal atau membohongi pasangannya, atau seorang profesor yang selalu memberikan tugas yang sulit dan menganggap profesor tersebut adalah orang yang pintar, padahal sebenarnya dia hanya malas untuk mengajar, dan lain sebagainya.

Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Karena setiap orang memiliki pengaruh yang dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain yang ada disekitarnya, terlepas apakah pengaruh tersebut adalah sesuatu yang positif atau sesuatu yang negatif.

Pengaruh adalah sesuatu yang sangat bergantung pada karisma dan penampilan yang dimiliki oleh seseorang.

Baca Juga:

KARISMA

Jika seseorang melihat orang lain lebih disukai dilingkungannya, maka orang tersebut cenderung akan menganggapnya dapat dipercaya dan dapat pula memengaruhi dirinya. Contoh, seperti gerakan #MeToo yang terjadi dibenua Eropa dan Amerika, yang kemudian diikuti oleh beberapa kelompok perempuan lainnya yang juga ingin menceritakan kondisi pelecehan seksual yang dialaminya di dunia internet yang berdampak positif pada kesetaraan genjer. Lainnya, Donald Trump yang merupakan sosok karismatik di dunia bisnis Amerika, dimana pada masa kepemimpinannya sebagai presiden telah menggunakan karisma dan pengaruhnya untuk membuat kebijakan yang bersifat rasialis terhadap umat Islam yang ada di timur tengah.

Pada dasarnya, karisma adalah sesuatu yang tidak bersifat jahat. Karisma hanyalah sebuah pesona yang terikat pada diri seseorang yang dapat memberikannya sebuah pengaruh lebih untuk membuat lingkungannya bertindak sesuai dengan arahannya.

Karisma juga dapat digunakan sebagai kekuatan kebaikan. Karisma dapat digunakan untuk membantu seseorang untuk membuat kesan pertama yang baik. Contoh, ketika sedang menyampaikan pidato kepada orang lain, maka karisma dapat digunakan untuk melakukan sebuah persuasi kepada para pendengar yang hadir untuk mendengarkan pidato tersebut. Karisma bukanlah sebuah hadiah ajaib yang diberikan begitu saja kepada diri seseorang. Karisma adalah sebuah keterampilan yang dapat dibangun dari waktu ke waktu sesuai dengan ciri kepribadian yang dimiliki oleh seseorang tersebut.

Banyak sekali faktor yang memengaruhi terbentuknya sebuah karisma pada diri seseorang. Tetapi untuk tetap membuatnya sederhana, berikut adalah tiga hal yang menurut psikolog terkemuka dapat membuat seseorang memiliki karisma yang baik atau dapat lebih disukai oleh orang lain dilingkungannya:
  • Rasa Percaya Diri
  • Sering Memberi Pujian
  • Sikap Optimisme

Keyakinan atau rasa percaya diri merupakan cara utama yang dapat digunakan untuk membangun karisma dan pengaruh profesional pada diri seseorang. Dengan keyakinan atau rasa yakin yang dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut dapat bertindak lebih tenang dan mampu tetap berpikir jernih meskipun dalam sebuah situasi tertekan sekalipun.

Orang yang cakap dalam suatu bidang pekerjaan tertentu ternyata tidak semuanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Seseorang dengan karakter pemalu, bisa saja dapat mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik, hanya saja apakah orang lain atau atasannya dapat mempercayai hasil kerja dari orang tersebut tersebut, tetap saja hal tersebut bergantung pada bagaimana cara orang tersebut dalam mempresentasikan hasil kerjanya. Bahkan, mungkin saja orang dengan kemampuan biasa dapat menyerobot hasil kerja tersebut, dan membuatnya terlihat lebih baik dan lebih bagus di depan atasannya karena orang tersebut memiliki sebuah karisma dan pengaruh dalam lingkungan kerjanya ketimbang orang yang memiliki keterampilan kerja yang baik namun dengan rasa percaya diri yang rendah.

Jangan pernah meragukan dirimu, karena hal itu hanya akan berdampak buruk pada dirimu sendiri.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat karisma dalam diri seseorang terlihat lebih menarik, seperti mengubah postur duduk yang bongkok atau biasa merunduk dengan bentuk posisi yang tegap seperti tentara, melantangkan suara ketika sedang bersuara atau melakukan persentasi, melakukan kontak mata dengan seseorang ketika bicara, dan hal lainnya yang akan membuat orang lain merasa lebih dihargai ketika sedang melakukan sebuah interaksi. Namun, jika semua hal tersebut membuat seseorang tetap merasa ragu dengan dirinya sendiri, maka solusi lain adalah dengan meminta bantuan dari seorang ahli, atau langsung saja menyerahkannya pada ahli tersebut. Sehingga hasil keputusan yang dibuat dalam suatu kegiatan akan mendapatkan kepercayaan lebih baik dari rekan kerja dan atasan yang ada dilingkungan kerja dan bisnis.

Budi adalah seseorang yang sangat benar-benar mengatahui segala letak buku yang adalah diperpustaan dan memiliki kemampuan untuk menyusun segala jenis buku beserta catatan katalognya, namun Budi adalah tipe orang yang lebih suka menyendiri atau tidak suka berinteraksi. Sebaliknya, rekan kerja budi di perpustakaan yang bernama Sinchan adalah orang baru yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi, dengan perawakan yang menarik. Namun, dalam urutan penataan barang atau buku, Shincan adalah orang yang kurang terampil dan cenderung masa bodoh setiap kali melakukan sebuah kesalahan. Jika dalam lingkungan kerja seseorang, terdapat dua karakter seperti Budi dan Shincan, maka selalu berhati-hati dan hindarilah rasa percaya terhadap orang lain hanya karena pengaruh yang dimiliki oleh seseorang yang bertindak seolah-olah dirinya tahu apa yang sedang dikerjakannya. Carilah isyarat kognitif seperti kompetensi, niat, dan integritas yang dimiliki oleh seorang pekerja, guna mengetahui kualitas kerja yang sesungguhnya yang dimili oleh individu tersebut, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan kepercayaan terhadap pekerjaan tertentu.

Pengaruh yang didapatkan dari sebuah karisma diri bukanlah sesuatu yang hanya berkaitan tentang rasa percaya diri, melainkan juga tentang cara berinteraksi dengan orang lain, sehingga hal tersebut lebih daripada sekadar bersifat sopan terhadap orang lain atau lawan bicara.

Pujian adalah bentuk motivasi yang kuat untuk membangun pengaruh terhadap diri orang lain. Inilah yang menjadi alasan kenapa pencapaian nilai raport yang bagus terasa lebih menyenangkan daripada nilai yang berada dibawah standar. Terkadang orang yang berada dilingkungan kerja tertentu cenderung meremehkan arti penting dari sebuah motivasi intrinsik, seperti bentuk pengakuan diri terhadap seseorang atas hasil kerjanya, dan cenderung melebih-lebihkan motivator ekstrinsik, seperti uang dan posisi kerja yang dimiliki oleh seseorang dalam sebuah tempat kerja atau lingkungan bisnis tertentu tanpa mengetahui seperti apa kualitas kerja dari orang tersebut.

Gaji yang besar, jumlah pengikut sosial media yang banyak, rumah yang mewah memang adalah sebuah pencapaian nyata yang dimiliki oleh seseorang, dan bukan sesuatu yang salah jika orang lain memberikan apresiasi terhadap hal tersebut. Namun hal lain yang juga tidak kalah penting untuk diberikan kepada orang lain adalah apresiasi pada diri pribadi seseorang itu sendiri, guna memastikan bahwa setiap orang dalam suatu lingkungan pekerjaan dan lingkungan bisnis merasa dihargai atas apa yang dilakukannya. Ini adalah bentuk pengaruh yang baik yang dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang ada disekitarnya. Juga perlu diingat, jika seseorang memberikan terlalu banyak pujian atau apresiasi terhadap orang lain, maka orang tersebut dapat pula dianggap memberikan sikap kepalsuan terhadap orang lain yang ada disekitarnya. Jika demikian, maka pujian yang sering diberikan seseorang mala akan membuatnya dijauhi oleh orang lain, yang membuat pengaruhnya menjadi berkurang. Juga terhadap orang lain yang memberikan pujian, perlu diperhatikan apakah orang tersebut hanya memberikan pujian ketika sedang memerlukan sesuatu saja atau tidak, jika iya, maka bisa jadi orang tersebut cenderung memiliki karakter manipulatif atau lebih suka memanfaatkan orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.

Umpan balik positif membuat orang lain merasa baik, dan dapat memberikan kesan pengaruh positif kepada orang lain yang mendapatkan umpan tersebut.

Bagaimana dengan sikap optimis? Tidak hanya dengan pujian, karisma yang dimiliki oleh seseorang juga bisa dikembangkan dengan sikap positif yang ada pada diri individu itu sendiri. Seperti kata Malcolm Forbes, seorang pengusaha yang menerbitkan majalah bisnis mewah yang sangat terkenal, bahwa "Kunci sukses bukanlah melalui suatu pencapaian, melainkan pada antusiasme". Ada hal-hal yang terkadang berada diluar kendali manusia, yang secara drastis dapat memengaruhi rasa optimisme pada diri seseorang, mulai dari peristiwa sulit seperti kematian orang yang dicintai, hingga kondisi kesehatan mental yang mungkin memerlukan perawatan dari seorang profesional. Namun, secara umum, seseorang bisa menjadi sosok pribadi yang lebih optimis dengan cara belajar dari kesalahan yang ada di masa lalu, dan menemukan hal-hal baru untuk dihargai dan dijaga hingga masa sekarang, guna menantikan peluang lebih baik yang ada di masa depan.

Seperti sebuah kata-kata inspirasi yang terdapat pada poster-poster tahun 90-an, yang berbunyi "Kemarin adalah sejarah. Besok adalah misteri. Hari ini adalah anugerah. Itulah mengapa disebut masa kini (masa kini = present = persembahan).”

Rasa optimisme merupakan bentuk sikap yang baik untuk memberikan rasa pengaruh bagi orang lain dan mampu memberikan cara pandang yang lebih seimbang bagi diri sendiri. Namun demikian, ada pula saat dimana lebih baik melihat terlebih dahulu sebelum melompat (ke dalam danau). Jika seseorang secara membabi buta memiliki rasa optimis tentang suatu situasi, tetapi tidak mengenal situasi tersebut secara jelas 100%, maka ada saat yang jauh lebih baik untuk menunggu terlebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan, sambil melakukan suatu analisis tertentu terhadap situasi tersebut.

PENAMPILAN

Jangan menilai buku dari sampulnya, tapi ketika orang pertama kali membeli buku, tetap saja hal pertama yang dilihat adalah sampul. Sama dengan halnya sampul, begitu pula manusia ketika melihat orang lain untuk pertama kali, hampir sebagian besar orang akan langsung memberikan penilaian diri terhadap orang lain melalui tampilannya. Mungkin ini adalah bentuk penilaian yang agak dangkal, tetapi penampilan adalah sesuatu yang berkontribusi besar pada profesionalisme seseorang dalam dunia kerja dan dunia bisnis, yang bisa berdampak pada promosi kerja, hasil wawancara, dan kemungkinan terjadinya kesepakatan kerja dan bisnis. Orang-orang dengan penampilan yang menarik cenderung memiliki pengaruh yang lebih baik daripada yang tidak.

Kabar baiknya, penampilan adalah sesuatu yang sangat mudah untuk diubah dan diperbaiki. Contoh, menyikat gigi sebelum berangkat kerja dan melakukan pertemuan dengan klien bisnis, tidak mengenakan piyama ketika datang kesebuah pesta formal, dan lain sebagainya. Penampilan menunjukkan bahwa seseorang memiliki keseriusan terhadap diri orang lain atau pekerjaan melalui tindakannya berpenampilan, dengan mengenakan pakaian yang sesuai dengan kondisi lingkungan atau kondisi kerja. Juga, perlu diperhatikan bahwa, dalam lingkungan pekerjaan tertentu, setiap tempat kerja memiliki aturan atau budaya berpakaiannya masing-masing, serta hampir disemua tempat kerja orang-orang tidak suka melihat orang lain atau rekan kerjanya memiliki penampilan yang berbeda di luar dari aturan atau kebiasaan kantornya, hal tersebut hanya akan membuat pengaruh dari seseorang tersebut menjadi berkurang.

Tidak bisa dipungkiri pula ketika seseorang sudah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya dalam suatu lingkungan kerja, tetap saja ada beberapa orang yang memberikan respon negatif terahdap hal tersebut. Terkadang apa yang dianggap profesional belum tentu adil, seperti kebijakan aturan berpenampilan pada kondisi tertentu, yang bisa saja menurut seseorang hal tersebut sudah tidak sesuai jaman. Sangat penting pula bagi diri seseorang untuk mengenali apa yang menjadi faktor pendorong untuk percaya terhadap aturan penampilan dalam suatu lingkungan. Apakah orang yang memberikan rekomendasi tersebut adalah seorang wanita tua yang sopan dan berbaju merah muda kembang-kembang, padahal sebenarnya orang tersebut adalah orang yang dianggap memiliki rekam jejak yang buruk dilingkungan kerjanya, atau seseorang yang mengenakan pakaian dengan warna yang tidak mencolok dan suka tersenyum dan mengajak mengobrol santai dilingkungan kerja.

Terlepas dari kedua aspek seperti karisma dan penamilan yang dapat digunakan seseorang untuk mendukung pengaruhnya pada suatu lingkungan kerja tertentu. Seseorang juga harus tetap selalu berpikir secara jernih terhadap siapa yang akan diikutinya dalam mengambil suatu tindakan. Hanya kerena seseorang menggunakan Ferrarri ketika makan siang dan mengenakan pakaian yang rapi dan mahal, bukan berarti orang tersebut adalah seorang eksekutif perusahaan. Dan meskipun orang yang dilihat tersebut adalah benar-benar seorang eksekutif, mulai lah dengan sebuah pertanyaan pada diri sendiri, apakah orang tersebut adalah eksekutif yang baik ataukah seorang eksekutif yang selalu suka memberikan tekanan dan intimidasi pada pegawainya guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi diri pribadinya. Mulailah untuk selalu mempertimbangkan dengan siapa diri individu berurusan dalam suatu lingkungan bisnis dan perkerjaan.

Lakukan pemeriksaan kualifikasi terhadap didiri seseorang baik melalui rekam jejak data ataupun melalui percakapan terhadap diri seseorang tersebut secara langsung. Perhatikan apakah orang tersebut memiliki niat baik atau tidak. Dengan begitu, seseorang dapat mulai menyatukan beberapa potongan-potongan puzzle untuk dapat membuat sebuah gambaran yang lebih lengkap terhadap karakter diri seseorang, yang kemudian dapat digunakan untuk membantu melindungi dirinya dari pengaruh yang tidak baik pada lingkungan kerja dan bisnis.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Ameera Fatimah Azzahra, Amellia Qurrotulaini, Ammar Hibatullah Syifa', Ananda Umila Cahya Annissa, dan Anitdhea Chandra Ivada.

5 komentar untuk "Cara Meningkatkan SoftSkills Pengaruh Didunia Kerja dan Bisnis"

  1. Sangat penting untuk selalu berhati-hati dalam memilih pertemanan di dunia kerja, salah salah malah kita yang jadi kambing hitam.

    BalasHapus
  2. Jangan mudah termakan omongan rekan kerja yang baru dikenal, saat makan siang mungkin bisa ketawa-ketawa, tapi pas udah masuk jam kerja bisa saling sikut.

    BalasHapus
  3. Dengan memiliki pengaruh, kita akan lebih dihormati dilingkungan kerja, terlebih lagi dalam hal promosi oleh atasan.

    BalasHapus
  4. Ilustrasi gambar yang digunakan menurut saya sangat tepat, karena kedua karakter tersebut sangat kontras dengan tindakan apa yang mereka lakukan bagi negara ini. Sayang yang lebih banyak mendapatkan pengaruh selalu saja orang-orang yang 'terlihat' baik.

    BalasHapus
  5. Setelah kerja lebih dari 10 tahun disebuah perusahaan, ketimbang mencari pengaruh, jujur saya lebih suka bersikap masa bodoh, yang penting gaji lancar, hohoohoo.

    BalasHapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -