Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kendala Penggunaan Energi Terbarukan dan Penjelasannya

Setiap tahun, saat ini dunia telah menggunakan 35 miliar barel minyak. Tingkat ketergantungan bahan bakar minyak yang sangat tinggi tersebut telah mencemari bumi, dan jika dikonsumsi secara terus-menerus suatu saat akan menjadi habis.

Sebelum mempelajari materi tentang Kendala Penggunaan Energi Terbarukan dan Penjelasannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Kenapa Rambut Manusia Lebih Sedikit daripada Monyet, Arti Eccedentesiast Beserta Penjelasannya, dan SoftSkill Penting Untuk Dunia Kerja dan Penjelasannya.

Energi Terbarukan atau energi hijau merupakan segala jenis energi yang dihasilkan dari sumber daya alam, seperti sinar matahari, angin, atau air, dimana energi tersebut sering kali juga berasal dari sumber energi terbarukan meskipun juga terdapat beberapa bentuk perbedaan antara energi terbarukan dan energi hijau yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmuwan memperkirakan bahwa manusia telah mengkonsumsi sekitar 40% minyak dari total keseluruhan yang ada di seluruh dunia. Menurut perkiraan sekarang, pada tingkat laju pemakaian seperti saat ini, minyak dan gas bumi diperkiraan akan habis dalam waktu sekitar 50 tahun lagi, sedangkan penggunaan batu bara dapat habis hanya dalam waktu seabad saja.

Di sisi lain, manusia memiliki sumber energi alternatif lain seperti matahari, air, dan angin yang melimpah. Semua itu adalah sumber energi terbarukan, yang berarti penggunaan energinya tidak akan habis. Bagaimana jika manusia mulai mengubah ketergantungannya akan BBM dan menjadi hanya menggunakan energi terbarukan?

Banyak orang telah mempertanyakannya telah mempertanyakannya selama puluhan tahun terakhir, tetapi pada kenyataannya energi terbarukan yang digunakan saat ini baru bisa memenuhi 13% kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia. Oleh Sebab itu, untuk mencapai 100% diperlukan energi terbarukan yang bernilai lebih murah atau terjangkau bagi semua masyarakat dunia, dan juga mudah diakses.

Ini adalah tantangan yang sangat besar, bahkan jika manusia sendiri mengabaikan permainan politik dan hanya berfokus pada ilmu dan tekniknya. Manusia akan lebih mengerti pokok masalahnya dengan mempelajari perilaku penggunaan energi sehari-hari yang biasa dilakukan oleh masyarakat dunia.

Penggunaan energi global adalah sistem yang beragam dan rumit, dan unsur yang berbeda memerlukan penyelesaiannya masing-masing. Namun untuk saat ini, manusia hanya akan berfokus pada kebutuhan paling utama sehari-hari, yaitu listrik dan bahan bakar cair.

Baca Juga:

Listrik sering digunakan pada kegiatan reaksi tanur tinggi, elevator, peralatan elektronik, segala macam barang rumah tangga, kegiatan bisnis, dan manufaktur. Sedangkan bahan bakar cair memainkan peran yang penting dalam setiap bentuk transportasi yang digunakan oleh manusia.

Mari bahas tentang masalah energi listrik terlebih dahulu.

Kabar baiknya, teknologi yang digunakan manusia saat ini sudah cukup canggih untuk memanfaatkan berbagai sumber energi terbarukan tersebut, jumlah persediaannya juga cukup. Matahari terus memancarkan sekitar 173 kuadrilion watt energi matahari ke Bumi, yang hampir 10.000 kali kebutuhan manusia saat ini. Menurut perkiraan, panel surya yang berukuran sekitar 100.000 km2 dibutuhkan untuk menyediakan energi yang diperlukan saat ini.

Lalu, mengapa tidak membangunnya saja? Sebab, ada rintangan dalam proses pembangunannya tersebut, misalnya adalah masalah efisiensi dalam distribusi energi. Untuk dapat memaksimalkan efisiensi dalam proses transfer energi, pembangkit listrik harus berada di lokasi yang secara terus-menerus disinari matahari sepanjang tahun, seperti daerah gurun pasir. Tetapi daerah gurun terlalu jauh posisinya dari wilayah berpenduduk padat, yang permintaan energinya paling tinggi.

Ada pula bentuk lain energi terbarukan yang dapat digunakan oleh manusia seperti air, panas bumi, dan biomassa. Tetapi sumber energi tersebut juga mempunyai kekurangan berdasarkan ketersediaan dan lokasi. Pada prinsipnya, perlu jaringan energi listrik yang berkesinambungan dengan jalur-jalur daya yang menghubungkan dunia untuk dapat mengangkut daya dari tempat dihasilkannya ke tempat penggunaannya.

Tetapi membangun sistem seperti ini sangatlah mahal.

Manusia dapat menurunkan harga penjualannya dengan membuat teknologi canggih untuk menangkap energi secara lebih efisien. Prasarana yang digunakan untuk mengangkut energi pun juga harus diubah secara drastis. Jaringan listrik yang ada saat ini kehilangan sekitar 6-8% energi yang dibawa karena bahan kawat mengandung hambatan yang menghilangkan energi.

Semakin panjang kawat yang digunakan untuk mendistribusikan energi, maka semakin besar pula energi yang hilang.

Superkonduktor dapat menjadi satu jawaban. Superkonduktor dapat mengangkut listrik tanpa penyusutan energi. Sayangnya, superkonduktor hanya dapat bekerja pada tingkatan suhu rendah, sehingga memerlukan energi tambahan untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut dan sudah pasti bertentangan dengan tujuan awal dari penggunaannya.

Agar teknologi yang digunakan tersebut dapat menguntungkan manusia, maka diperlukan sebuah penemuan bahan superkonduktor baru yang dapat bekerja pada suhu ruangan.

Lalu bagaimana dengan hal terpenting, berupa bahan bakar cair yang berasal dari minyak?

Tantangan ilmiahnya dalam hal ini adalah untuk bagaimana cara melakukan penyimpanan energi terbarukan dalam bentuk yang mudah diangkut dan didistribusikan. Baru-baru ini, manusia telah berhasil menghasilkan baterai lithium ion yang ringan dan dapat menyimpan banyak energi, tetapi kapasitas terbesarnya pun baru mampu menyimpan 2,5 megajoule/kg saja. Dimana hal tersebut hanya setara sekitar 20 kali lebih sedikit dari energi yang tersimpan dalam 1 kg bensin. Agar alat penyimpan energi yang benar-benar kompetitif dibanding energi fosil, baterai mobil harus mampu menyimpan lebih banyak energi tanpa menambah harga dalam proses produksinya.

Tantangannya menjadi lebih besar bagi kendaraan yang ukurannya juga lebih besar, seperti kapal dan pesawat.

Untuk menyeberang laut Atlantis menggunakan pesawat jet, diperlukan baterai sebesar 1000 ton bahan bakar, dimana hal ini sudah pasti memerlukan kecanggihan teknologi baru untuk menemukan bahan baru berkepadatan energi yang lebih tinggi dan berkapasitas dengan daya simpan yang lebih besar. Salah satu solusinya yang dapat dilakukan adalah dengan mencari cara lain yang lebih efisien untuk mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Dimana ide ini sudah terwujud dalam sebuah penelitian laboratorium yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Tetapi, tingkat efisiensi yang dihasilkan dari teknologi baru tersbut masih terlalu rendah untuk dilepas ke pasaran. Oleh karena itu untuk dapat menemukan sebuah solusi baru yang lebih baik, maka dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan imbalan yang besar terhadap proses penelitiannya.

Transisi menuju 100% energi terbarukan merupakan masalah yang kompleks yang melibatkan teknologi, ekonomi, dan politik. Prioritas tentang cara mengatasi tantangan tersebut bergantung pada asumsi khusus yang harus manusia buat dalam memecahkan masalah yang sedemikian rumit. Tetapi, ada banyak alasan untuk tetap optimis bahwa manusia dapat mencapai hal tersebut.

Ilmuwan terhebat di seluruh dunia sedang mengerjakan masalah ini dan selalu membuat terobosan disetiap tahapan penelitiannya. Banyak pula organisasi pemerintah dan bisnis yang berinvestasi dapat teknologi yang memanfaatkan energi di sekitarnya. Oleh karena itu, selalu ada kemungkinan yang lebih baik bagi manusia untuk dapat menjalani kehidupannya dengan lebih sehat dan efisien menggunakan energi atlernatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Referensi Tambahan:

Artikel ini didedikasikan kepada: Ammar Hibatullah Syifa', Ananda Umila Cahya Annissa, Anitdhea Chandra Ivada, Arfiani Ichsanti Octarizka, dan Assyifa Salsabila Jannatin.

5 komentar untuk "Kendala Penggunaan Energi Terbarukan dan Penjelasannya"

  1. Ada energi alternatif lain yang dapat digunakan, cukup buat anak-anak di seluruh dunia merasa bahagia, maka energi yang didapatkan dapat digunakan sebagai pengganti dari energi fosil, hal pernah diteliti dan diterapkan disalah satu negara bagian monster inc.

    BalasHapus
  2. Mengubah energi matahari hingga dapat berubah menjadi energi kimi, sepertinya hal sangat sangat rumit untuk dilakukan.

    BalasHapus
  3. Para ilmuan sedang berusaha mengubah energi matahari menjadi energi kimia.

    Tanaman: "am i joke to you".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa yang belum bisa dilakukan oleh manusia saat ini, alam sudah berhasil melakukannya jutaan tahun silam.

      Hapus
  4. Jika masyarakat mengetahui seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan pembiayaan riset tersebut, masyarakat sudah pasti akan sangat kaget.

    BalasHapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -