Hasil Telaah Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan TaRL (TUGAS PPG)
Ruang Kolaborasi: Telaah Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan TaRL
Bapak/Ibu guru, pada bagian ini, ajaklah teman sejawat/kepala sekolah/pengawas untuk berdiskusi. Selama Bapak/Ibu guru mengajar, mungkin saja Bapak/Ibu guru pernah menerapkan pembelajaran berbasis pendekatan TaRL, namun belum mengenal istilah pendekatan tersebut.
Bapak/Ibu guru, pada bagian ini, ajaklah teman sejawat/kepala sekolah/pengawas untuk berdiskusi. Selama Bapak/Ibu guru mengajar, mungkin saja Bapak/Ibu guru pernah menerapkan pembelajaran berbasis pendekatan TaRL, namun belum mengenal istilah pendekatan tersebut.
Sebelum lebih lanjut, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Literasi Perpustakaan SMAN 8 Semarang, Hasil Telaah Rancangan Pembelajaran Menggunakan Prinsip UbD (TUGAS PPG), dan Hasil Telaah Video Pembelajaran Berdiferensiasi (TUGAS PPG).
Untuk melaksanakan aktivitas pada tahap ini, Bapak/Ibu guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut.
- Pilih salah satu rencana pembelajaran (RPP/Modul ajar) yang Bapak/Ibu guru miliki;
- Telaah RPP/modul ajar tersebut bersama teman sejawat/kepala sekolah/pengawas dengan menggunakan pendekatan TaRL; dan
- Gunakan tabel berikut sebagai panduan.
Tabel 3.1 Telaah rancangan pembelajaran berbasis pendekatan TaRL
Kompenen Pembelajaran |
Hasil Telaah |
---|---|
Tujuan Pembelajaran |
|
Asesmen Awal |
|
Asesmen Formatif |
|
Asesmen Sumatif |
|
Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Hasil Asesmen Awal |
|
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN TELAAH
LINK YOUTUBE KEGIATAN TELAAH
Dokumentasi Hasil Telaah Rekan Sejawat (Riris Purnamasari, M.Pd – Bahasa Indonesia):
Dokumen 1 |
Dokumentasi Hasil Telaah Rekan Sejawat (Viga Karina – Fisika):
Dokumen 2 |
HASIL TELAAH:
Berdasarkan telaah Riris Purnamasari, tujuan pembelajaran pada perangkat ajar sudah menggambarkan bentuk-bentuk kebutuhan peserta didik yang beragam. Instrumen asesmen (awal) sudah lengkap dan dapat digunakan untuk memetakan kebutuhan peserta didik pada materi yang diajar. Asesmen (formatif) dapat digunakan untuk memetakan kebutuhan belajar selanjutnya. Asesmen (sumatif) dapat digunakan untuk memetakan kebutuhan belajar dan melakukan perbaikan kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan belajar sudah disusun dan disesuaikan berdasarkan hasil asesmen dan sudah memperhatikan keberagaman peserta didik. Kritik dan saran tambahan, bahwa modul ajar sudah sesuai dengan profil P5 dan kurikulum merdeka. Terdapat pertanyaan pemantik serta profil P5 yang dibidik.
Sedangkan menurut Viga Karina, tujuan pembelajaran sudah baik dan sudah menggambarkan kebutuhan peserta didik yang berdiferensiasi. Instrumen asesmen (awal) sudah baik dan bisa digunakan pada pemetaan awal kebutuhan belajar peserta didik untuk kegiatan pembelajaran. Asesmen (formatif) dapat digunakan untuk memetakan keberagaman peserta didik di kelas, baik kelebihan ataupun kekurangan peserta didik. Pemilihan instrument asesmen (sumatif) sudah baik dan asesmen juga dapat digunakan untuk memetakan kebutuhan belajar dan perbaikan kegiatan selanjutnya. Kegiatan belajar sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam atau berdiferensiasi dan sudah sejalan dengan kurukulum merdeka. Kritik dan saran tambahan, bahwa rancangan pembelajran yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan TaRL, tetapi untuk asesmen sumatif sebaiknya dapat dilampirkan bentuk soalnya agar dapat mengidentifikasi soal-soal yang bertipe HOTs ataupun belum.
TINDAK LANJUT:
Akan dilakukan perbaikan kualitas perangkat ajar berdasarkan kritik dan saran-saran tambahan yang diberikan oleh rekan sejawat terhadap kualitas perangkat ajar yang dimiliki saat ini.
Hasil Telaah Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan TaRL
Pembelajaran merupakan sebuah proses dinamis yang menuntut strategi dan metode yang tepat guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian di dunia pendidikan adalah pendekatan *Teaching at the Right Level* (TaRL). Pendekatan ini berfokus pada memberikan pengajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, sehingga dapat lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Telaah terhadap rancangan pembelajaran dengan pendekatan TaRL ini bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana pendekatan tersebut dapat diimplementasikan dalam konteks pendidikan formal, serta mengevaluasi kelebihan dan tantangan yang muncul dari penerapannya.
Konsep Dasar Pendekatan TaRL
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan yang dikembangkan oleh organisasi Pratham di India, yang kemudian diadaptasi di berbagai negara dengan tujuan mengatasi tantangan kesenjangan kemampuan di antara peserta didik. Inti dari TaRL adalah memberikan pengajaran yang disesuaikan dengan level kemampuan peserta didik, bukan berdasarkan usia atau kelas. Pada umumnya, dalam sistem pendidikan tradisional, peserta didik diajarkan berdasarkan jenjang kelas yang ditentukan oleh usia, bukan tingkat pemahaman atau kemampuan yang sebenarnya. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik yang kurang mampu mengalami kesulitan, sementara peserta didik yang lebih unggul mungkin merasa bosan karena kurangnya tantangan.
TaRL menawarkan solusi dengan membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kemampuan mereka dalam membaca dan berhitung. Pendekatan ini menekankan pada asesmen berkala untuk mengidentifikasi kemampuan setiap peserta didik, yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam menyusun materi dan metode pengajaran. Dengan cara ini, setiap peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuannya, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Proses Telaah Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran dengan pendekatan TaRL diawali dengan identifikasi tingkat kemampuan peserta didik. Proses ini dilakukan melalui asesmen awal yang sederhana namun efektif, yang dirancang untuk mengukur kemampuan dasar dalam membaca dan berhitung. Berdasarkan hasil asesmen ini, peserta didik kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa kategori kemampuan, seperti "belum bisa membaca", "bisa membaca kata sederhana", atau "bisa membaca paragraf". Pembagian ini penting karena pembelajaran dalam TaRL akan difokuskan pada kebutuhan masing-masing kelompok.
Setelah pengelompokan, guru akan menyusun rencana pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok. Dalam hal ini, modul dan bahan ajar yang digunakan harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Keterlibatan aktif peserta didik juga menjadi salah satu elemen penting dalam rancangan pembelajaran ini. TaRL mendorong peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan belajar yang interaktif, seperti membaca bersama dalam kelompok kecil, bermain peran, atau melakukan aktivitas yang memacu keterampilan berhitung secara konkret.
Dari hasil telaah, rancangan pembelajaran yang menggunakan pendekatan TaRL menunjukkan bahwa model ini memiliki beberapa kelebihan utama. Salah satunya adalah kemampuannya untuk menjembatani kesenjangan dalam kelas yang heterogen. Dalam kelas yang menerapkan pendekatan tradisional, peserta didik yang memiliki kemampuan rendah sering kali tertinggal dan merasa tertekan, sementara peserta didik yang lebih mampu merasa tidak terstimulasi. Dengan TaRL, setiap peserta didik mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga suasana belajar menjadi lebih inklusif dan produktif.
Selain itu, rancangan pembelajaran ini menekankan pada penggunaan alat evaluasi yang sederhana namun terus-menerus. Guru tidak hanya mengevaluasi kemampuan peserta didik pada awal pembelajaran, tetapi juga secara berkala selama proses belajar. Dengan demikian, guru dapat memantau perkembangan peserta didik secara lebih akurat dan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam strategi pengajaran. Hal ini dapat memastikan bahwa setiap peserta didik mengalami perkembangan yang signifikan sesuai dengan target yang diinginkan.
Kelebihan Pendekatan TaRL
Pendekatan TaRL memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam pendidikan formal, terutama di negara-negara berkembang atau di sekolah-sekolah dengan keterbatasan sumber daya. Pertama, TaRL sangat fleksibel dan dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi lapangan. Guru tidak perlu menggunakan metode pengajaran yang kaku, melainkan dapat mengembangkan strategi yang kreatif dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik. Fleksibilitas ini memungkinkan guru untuk lebih responsif terhadap perubahan yang terjadi di dalam kelas.
Kedua, pendekatan ini sangat fokus pada peningkatan kemampuan dasar peserta didik, terutama dalam hal literasi dan numerasi. Dengan memberikan penekanan pada keterampilan dasar ini, TaRL membantu peserta didik untuk membangun fondasi yang kuat dalam pembelajaran mereka. Fondasi ini penting karena literasi dan numerasi merupakan keterampilan yang menjadi dasar untuk mempelajari mata pelajaran lain. Dalam banyak kasus, peserta didik yang gagal menguasai keterampilan dasar ini akan menghadapi kesulitan dalam belajar mata pelajaran lain yang lebih kompleks.
Ketiga, TaRL memberikan kesempatan kepada guru untuk berperan lebih aktif dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan terkait strategi pengajaran. Karena asesmen dilakukan secara berkala, guru memiliki data yang lebih lengkap dan real-time tentang perkembangan peserta didik. Data ini dapat digunakan untuk merancang kembali pendekatan pengajaran jika diperlukan, sehingga setiap peserta didik tetap berada pada jalur yang benar menuju pencapaian tujuan pembelajaran.
Tantangan dalam Implementasi TaRL
Meskipun memiliki banyak kelebihan, pendekatan TaRL juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi agar dapat diimplementasikan secara efektif. Salah satu tantangan terbesar adalah kesiapan guru dalam mengadopsi pendekatan ini. Tidak semua guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk melakukan asesmen berbasis kemampuan dan merancang pembelajaran yang fleksibel. Oleh karena itu, pelatihan bagi guru menjadi hal yang sangat krusial dalam memastikan keberhasilan TaRL.
Selain itu, implementasi TaRL membutuhkan dukungan dari pihak sekolah dan komunitas pendidikan yang lebih luas. Kebijakan sekolah harus mendukung pengelompokan peserta didik berdasarkan kemampuan, bukan usia atau kelas, yang terkadang masih sulit diterima dalam sistem pendidikan yang tradisional. Di beberapa tempat, pendekatan ini mungkin dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap struktur kelas yang sudah ada, sehingga perlu adanya sosialisasi dan pemahaman yang lebih mendalam dari semua pihak terkait.
Terakhir, tantangan juga muncul dari segi sumber daya. Pendekatan TaRL sering kali membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga dalam proses pengajaran, terutama karena pengelompokan peserta didik membutuhkan perhatian ekstra dari guru. Di sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan sumber daya, seperti jumlah guru yang kurang atau fasilitas yang terbatas, implementasi TaRL bisa menjadi lebih sulit. Namun, dengan dukungan yang tepat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi secara bertahap.
Kesimpulan
Telaah terhadap rancangan pembelajaran dengan pendekatan TaRL menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, terutama dalam konteks kelas yang heterogen. Dengan menyesuaikan pengajaran berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik, TaRL menciptakan suasana belajar yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan individu. Meskipun demikian, keberhasilan implementasi TaRL sangat bergantung pada kesiapan guru, dukungan institusi, dan ketersediaan sumber daya. Dengan adanya pelatihan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, pendekatan TaRL dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi tantangan pendidikan di berbagai konteks.
6 komentar untuk "Hasil Telaah Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan TaRL (TUGAS PPG)"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Untuk pembuatan perangkat ajar sudah sesuai dengan pendekatan Teaching at The Right Level.
BalasHapusTerima kasih pak Egi.
HapusDengan pendekatan Teaching at The Level apakah sumua peserta didik dapat terfasilitasi kebutuhan belajarnya?
BalasHapusIya, pendekatan Teaching at The (Right) Level memang memungkinkan untuk memfasilitasi kebutuhan belajar semua peserta didik, dimana guru diharapkan untuk memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan potensi dirinya masing-masing.
HapusApakah pendekatan TaRL ini bisa digunakan dengan berbagai model pembelajaran untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik?
BalasHapusIya Bisa.
Hapus